Sebagai pemerhati acara resepsi pernikahan, biasanya seusai kirap pengantin tampil sesepuh atau wakil anggota keluarga pengantin (pria/wanita) memberikan sambutan di hadapan para undangan yang sudah "berjubel" di ruangan.
Para undangan tersebut berbaris tertib dan diarahkan para among tamu untuk bersiap-siap naik ke pelaminan untuk menyampaikan ucapan selamat kepada kedua orang tua pengantin pria/wanita dan kedua pengantin yang tengah bahagia.
Sungguh, penulis merasa terkejut ketika MC (master of ceremonies) atau pembawa acara melalui pelantang mengumumkan bahwa sambutan acara resepsi pesta pernikahan tersebut disampaikan pengantin pria. Sementara kedua orang tua mereka hanya menyaksikan putera dan puterinya -- yang tengah berdiri mengenakan pakaian pengantin -- berdiri berdampingan menyampaikan pidato sambutan.
Pesan yang disampaikan sih tak terlalu panjang. Hanya berisi ungkapan isi hati kebahagiaan dan ucapan terima kasih para undangan telah hadir. Mereka juga berharap pernikahan yang telah dilakukan pada Sabtu pagi di tempat yang sama dapat mengantarkan kehidupan mereka bahagia dan mendapat berkah dari Allah.
Dan, hadirin pun berdoa agar pasangan pengantin baru itu menjadi keluarga yang  sakinah, mawaddah wa rahmah.
Tak ada sambutan lain seusai Agi Anggardarma menyampaikan pidato sambutan, seperti misalnya pada kebiasaan pesta pernikahan Jawa menampilkan tarian Gatot Kaca Gandrung. Itu tak ada. Tapi, justru tampilnya sejumlah artis di atas pentas membawakan lagu-lagu bernada indah dan menggembirakan seusai doa dipanjatkan yang dipimpin seorang ustadz.
Selamat menempuh hidup baru dan bahagia untuk dr Dini Alyani dan Agi Anggardarma.