Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pitutur Emak Ngah dan Celoteh si Beo

22 Desember 2019   19:30 Diperbarui: 23 Desember 2019   07:06 230
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

***
Suatu saat penulis mendapati Emak Ngah. Ia selalu memberi petuah kepada anaknya yang masih duduk di sekolah dasar. Ia tak bosan menasihati anaknya bernama Andri. Katanya, rajin-rajinlah belajar. Sebab, rajin itu adalah pangkal pandai dan orang berhemat pangkal kaya.

Penulis tak tahu persis apakah kalimat di atas merupakan bagian pitutur etnis Melayu atau bukan. Tapi, realitasnya sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Yang jelas, petuah itu mengandung makna agar anak tak boleh malas. Bahwa untuk mencapai sukses dalam hidup haruslah rajin belajar. Kelak, diharapkan jadi orang pandai. Juga harus pandai berhemat jika ingin kaya.

Setiap hari Emak Ngah selalu mengulang kalimat itu kepada anaknya, dengan maksud agar anaknya rajin belajar. Hanya saja kalimatnya lebih pendek.

Katanya: Andri belajar!
Hari berikutnya: Andri belajar!
Hari-hari berikutnya, juga kalimat serupa diulang-ulang.

Lantaran di rumahnya memelihara burung beo, kalimat itu sering ditirunya. Burung ini memang sudah pandai mengucap lima sila dari Pancasila dan beberapa lagu daerah.

Nah, lantaran kata 'Andri belajar' itu sering ditiru, si anak merasa kesal dengan si beo. Ketika emak tak di rumah, beo dimarahi si bocah dengan cara disiram air dari gelas. Beo ketakutan, terbang di kandang ke arah kanan dan ke kiri.

Lalu, apakah si beo menjadi takut. Tidak. Esok hari kala si bocah pulang sekolah, ia kembali mengulang celoteh emaknya. Andri belajar!

Merasa kesal, maka si bocah selalu membalas ocehan si beo dengan kata 'bosan' dengan suara keras. Tiga hari berikutnya kalimat itu sudah dihafal si beo.

Apa yang terjadi kala Emak Ngah meminta agar Andri untuk belajar. Si beo dari dalam kandang menyahut, "Bosan!".

Tentu saja emak kaget mendengar ocehan si beo itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun