Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Jokowi Angkat Habib Luthfi sebagai Watimpres, Makin Nyata Penguatan Islam Rahmatan Lil Alamin

14 Desember 2019   15:36 Diperbarui: 14 Desember 2019   15:33 1287
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mendengar nama Habib Luthfi bin Yahya (tokoh Nahdlatul Ulama) dilantik Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai anggota tim Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) baru-baru ini, penulis merasa bersyukur karena sosok Habib yang dakwahnya menyejukan ini dapat dijadikan sebagai pertanda penguatan Islam Rahmatan Lil Alamin di negeri ini makin nyata.

Secara umum Rahmatan Lil Alamin  (rahmat bagi semesta) merupakan corak Islam di Tanah Air  yang merangkul atau mengayomi semua pihak. Kita pun paham bahwa Indonesia telah menjadikan Bhinneka Tunggal Ika sebagai semboyan pemersatu bangsa. "Berbeda-beda tetapi tetap satu".

Nah, islam sebagai pembawa amanat Rahmatan Lil Alamin tak sekedar dalam ucapan, tetapi wajib diwujudkan dalam kehidupan.

Seperti diketahui pada 13 Desember 2019, Presiden Jokowi melantik mantan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto menjadi Ketua Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres). Pelantikan berlangsung di Istana Negara, Jakarta.  

Selain Wiranto, bersamaan pula delapan tokoh lainnya dilantik menjadi anggota Wantimpres. Mereka adalah politikus PDI Perjuangan Sidarto Danusubroto, politikus Partai Golkar Agung Laksono, pengusaha Putri Kuswisnuwardhani, pengusaha Arifin Panigoro, pengusaha Dato Sri Tahir, ulama asal Pekalongan Muhammad Luthfi bin Yahya, politikus PPP Mardiono, dan mantan Gubernur Jawa Timur Soekarwo.

Dari sembilan anggota Watimpres itu, disebut-sebut lima orang diperkirakan bakal punya pengaruh terhadap sikap Jokowi pada pemerintahan lima tahun ke depan. Mereka itu adalah Sidarto Danusubroto (politikus PDIP), Mardiono (politikus PPP), Agung Laksono (politikus Golkar), Soekarwo (eks gubernur Jatim) dan Habib Luthfi bin Yahya (tokoh Nahdlatul Ulama).

**

Kehadiran lembaga Watimpres ini mengingatkan kita kepada Dewan Pertimbangan Agung (DPA) yang dulu kantornya disamping istana.  DPA RI dibubarkan setelah Perubahan Ke-4 UUD 1945.

Kini  Wantimpres sebagai penggantinya. Lembaga pemerintah nonstruktural ini bertugas memberikan nasihat dan pertimbangan kepada presiden. Wantimpres pertama kali dibentuk oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada tahun 2007.   

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2006 yang jadi dasar pembentukan Wantimpres tak mengatur secara spesifik bidang-bidang yang harus dikover Wantimpres. Tapi, bila melihat latar belakang anggotanya, tim Wantimpres di periode kedua Jokowi akan lebih punya signifikansi urun rembug di bidang pembangunan.

Berpegang pada kapasitas yang dimiliki anggota tim Watimpres itu, seperti dikemukakan Wakil Sekretaris DPP PAN, Saleh Partaonan, dukungan tim tersebut diharapkan dapat mempercepat realisasi program pembangunan yang dijanjikan Presiden Jokowi pada saat kampanye pemilu yang lalu.

Dilansir dari kantorberita Antara, Saleh berharap, sepak terjang Wantimpres sepanjang lima tahun ke depan patut dinanti. Sebab, pengangkatan seseorang sebagai Watimpres bukan sebatas "balas budi" presiden terhadap kalangan-kalangan yang membantunya saat pemenangan Pemilu.

Sudah semestinya dapat dimanfaatkan presiden dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Kini, banyak pekerjaan rumah yang harus dituntaskan.

**

Juru bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengungkap, Habib Luthfi adalah tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dari Pekalongan, Jawa Tengah. Dia juga Ketua Forum Ulama Sufi se-Dunia.  

Di sini, penulis tak ingin mengurai tugas dari masing-masing anggota Watimpres pada Pemerintahan Jokowi yang kedua. Penulis lebih melihat sosok Habib Luthfi yang tak pernah berhenti memajukan toleransi beragama di Indonesia.

Tentu saja masukan dan pertimbangan menyangkut keumatan yang akan disampaikan oleh Habib Luthfi kepada Presiden Jokowi sangat tepat. Kita pun makin yakin bahwa penguatan Islam sebagai Islam Rahmatan Lil Alamin tak sekedar selogan.

Di Kompasiana, penulis pernah mengungkap buku yang ditulis Habib Luthfi "Secercah Tinta, Jalinan Cinta Seorang Hamba dengan Sang Pencipta". Ada pernyataan menarik dari Habib, ulama besar di Pekalongan yang juga memiliki pengaruh di Tanah Jawa ini.

Yaitu, ia menyebut, sejatinya manusia membutuhkan pelita untuk menerangi langkahnya dalam menempuh perjalanan hidup ini. Tidak sesuatu apa pun di dunia ini yang kekal, kecuali setelah hari kebangkitan. Kekekalan itu sendiri merupakan suatu yang mustahil berdiri sendiri, tanpa ada yang mengekalkannya.

Sungguh, Allah menciptakan manusia dengan susunan yang rapi, dari rongga badan yang bisa dilihat sampai yang tersembunyi di dalam tubuh, yang ternyata satu sama lain saling memiliki ketergantungan.

Dalam konteks itu, apa yang dilihat dan didengar perlu dipikirkan. Mulut, rongga dan lidah menjadi satu komponen dalam menerima rezeki melalui mulut. Kerja sama yang apik terjalin antara pencernaan, ginjal, pankreas, liver, jantung dan paru-paru dalam memisahkan mana yang bermanfaat dan tidak bermanfaat sehingga harus dikeluarkan.

Nah, melihat pesan kelembutan yang kerap diangkat Habib Luthfi ini, penulis merasa berterima kasih kepada Presiden Jokowi lantaran telah mengangkuat tokoh ini sebagai anggota Watimpres. Sebab, Habib Luthfi selalu menebar kedamaian bukan kebencian. Ia selalu menjauhi kekerasan dalam membina umat.

Menyambung nasihat KH Al-Habib Muhammad Luthfi Bin Yahya di atas tadi, seyogianya, semua keajaiban itu bisa menjadi media dan pemantik untuk melihat, memikirkan dan akhirnya memahami keagungan Allah SWT serta menyadari atas kekurangan setiap mahluk-Nya dan hamba-Nya.

Salam berbagi.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun