Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Demi Cinta Kepada Anak, Orang Tua Restui Kirab Pengantin Diubah Gaya Milenial

2 Desember 2019   10:40 Diperbarui: 3 Desember 2019   08:01 166
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kirab pengantin dengan iringan terompet dan musik. Gaya milenial. Foto | Dokpri

Orang tua memang harus mengambil posisi mendorong kepada putera-puterinya kala sudah dewasa. Bukan mematahkan semangat, apa lagi mencela hasil karyanya. Ingat, orang tua harus memberi contoh kepada anak-anaknya. Bukan berceloteh melulu di hadapannya.

Kebanyakan berceloteh atau menggurui kepada anak, bisa jadi orang tua tanpa sengaja telah menciptakan neraka bagi diri sendiri dan anaknya. Sebab, ocehan tanpa kontrol bisa membuahkan ucapan 'ngaur'. Tak terkontrol dan menyakitkan.

Loh, kok bisa, ya?

Ya, bisa saja. Bukankah segala sesuatu yang serba mungkin dapat terjadi karena dinamika kehidupan ini. Apa lagi setan selalu membisiki hati manusia untuk berbuat keburukan. Hehehe, ini bukan bermaksud menggurui, loh!

Coba perhatikan. Sejak sekolah dasar hingga kini masih melekat kuat dalam ingatan bahwa orang tua haruslah mengambil sikap pada tiga hal: Yaitu, pertama, Tut Wuri Handayani. Maksudnya, orang tua harus mengambil posisi seperti guru yang memberikan dorongan dan arahan.

Pada posisi lain, kedua, orang tua juga harus bersikap Ing Madya Mangun Karsa. Yaitu, pada posisi di tengah atau di antara murid, hendaknya dapat menciptakan prakarsa dan ide. Ketiga, Ing Ngarsa Sung Tulada, yaitu, memberikan keteladanan dalam bertindak.

Hehehe, jadi ingat waktu penataran P4, yaitu singkatan dari Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila. Dulu, zaman Orde Baru, penataran ini wajib diikuti bagi kalangan pegawai negeri sipil, kini aparat sipil negara alias ASN.

Bila saja anak kemudian hari selalu membuat jengkel orang tua, maka hendaknya jangan terburu-buru menyalahkan anak bersangkutan. Apa lagi, ini kebiasaan orang tua, sebagai ayah atau ibu merasa diri memiliki pengalaman. Kata orang Betawi pinggiran, mereka sudah makan asam-garam kehidupan. Dengan alasan itu, kala nasihatnya tak diindahkan lalu marah.

Baiknya, orang tua melakukan instrospeksi. Sudahkah mengamalkan ketiga hal tadi: Tut Wuri Handayani, Ing Madya Mangun Karsa, dan Ing Ngarsa Sung Tulada. Jangan-jangan kenakalan orang tua (dulu) jauh lebih parah daripada anaknya?

Pengantin melempar senyum kepada para tamu. Foto | Dokpri
Pengantin melempar senyum kepada para tamu. Foto | Dokpri
**

Lalu, apa hubungannya Ki Lengser dan Kirab Pengantin dalam kaitan pesan kepada orang tua dengan tiga hal itu?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun