Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Ditinggal Prabowo, Kini PKS Andalkan Kekuatan Doa

20 Oktober 2019   07:31 Diperbarui: 20 Oktober 2019   08:18 1238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Prabowo Subianto dan M. Sohibul Iman dalam suatu peremuan. Foto | jawapost.com/Fajar

Tak masalah jika Partai Gerindra masuk dalam koalisi pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, asalkan saja tetap konsisten dengan semangat  mengedepankan kepentingan nasional.

Berbeda pandangan dengan PKS. Jika Partai Gerindra memilih merapat dengan pemerintah dengan alasan kepentingan nasional, maka PKS  menjadi oposisi juga merupakan bagian dari kepentingan nasional. 

Gabung ke koalisi Jokowi atau oposisi, toh pahalanya sama saja. Nilai perjuangannya sama, yaitu untuk kepentingan nasional.

Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh menyebut tidak masalah Partai Gerindra masuk ke koalisi pemerintahan selama memiliki kesepahaman visi dan misi dengan partai-partai pengusung Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. 

Selaras dengan pernyataan Surya Paloh, Ketua Umum Partai Gerinda Prabowo Subianto menyatakan, tak masalah berada di dalam maupun di luar pemerintahan. Terpenting, Gerindra siap membantu pemerintah baik saat berada di dalam maupun di luar pemerintahan. 

Pernyataan itu terkesan basa-basi. Realitasnya, Gerindra dikesankan publik sekarang ini sudah "ngotot" ingin berada dalam barisan Jokowi. Sedangkan bagi PKS memilih memilih di luar pemerintahan. Tidak kalah baiknya, jadi oposisi. 

Ya, tentu saja itu merupakan pilihan.

Dalam kehidupan, orang berjuang dilakukan dengan beragam cara. Ada memilih jalur politik, memilih jadi militer atau menjadi seorang kiyai. Itu pilihan. 

Tentang sukses, sangat tergantung dari usaha dan doa. Garis tangan pun ikut menentukan. Jika Yang Maha Esa belum berkehendak, bisa jadi Allah telah menyediakan skenario bagi setiap diri seseorang.

Jangan kecewa. Sebab, kata orang bijak, jodoh hingga kematian pun merupakan kuasa-Nya. Manusia wajib berdoa dan berupaya.

Nah, itulah sebabnya PKS yang sejak koalisi Prabowo terbentuk pada awal kampanye Pilpres menjadi partai konsisten berada pada sikap awal. Politik memang dipahami dinamis, tetapi sikap istiqamah telah menjadi amanat yang wajib dijalankan.

Karena itu, ketika Prabowo menjumpai Joko Widodo di MRT dan kemudian terakhir bertemu di Istana beberapa waktu lalu, telah menguatkan pendapat bagi jajaran PKS bahwa Partai Gerinda benar-benar dapat dipandang telah tergiur  ingin mendapatkan "kue" kekuasaan.

Kecewakah PKS?

Ya, pandangan penulis, tidaklah.  Sebab, kembali lagi lantaran PKS ingin mempertahankan menjalankan amanahnya yaitu konsisten yang dibangun sejak awal koalisi Prabowo terbentuk.

Beranjak dari pemikiran itu, seperti disebutkan Presiden PKS Sohibul Iman, maka tidak aneh PKS menolak ketika diundang Jokowi bertemu di Istana Negara.

Penolakan itu disampaikan Sohibul saat Wakil Ketua Majelis Syuro PKS Hidayat Nur Wahid (HNW),  selaku wakil ketua MPR, sedang berada di Istana bersama para pimpinan MPR lain untuk berkonsultasi seputar pelantikan Jokowi-Ma'ruf. 

"Beliau (HNW) diajak bicara empat mata oleh Pak Pratikno selepas pertemuan antara Presiden Jokowi dengan para pimpinan MPR di Istana kemari siang," ujar Sohibul kepada Kompas.com, Kamis (17/10/2019).

Menurut Sohibul, "Pak Hidayat menjawab, 'terima kasih Pak Pratikno, tapi seperti disampaikan oleh Pak Sohibul Iman, kami ingin menjaga ruh demokrasi Indonesia dengan cara menjadi penyeimbang atau oposisi',". 

Namun sebagai partai 'relegius' dan meyakini masih ada kekuatan lain di luar logika manusia, maka PKS masih berharap Partai Gerindra,  PAN dan Demokrat, bisa menjadi oposisi. 

Pokoknya, seperti diungkap Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, partai pendukung Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno pada Pilpres 2019 lalu,  bisa menjadi oposisi. 

Caranya, ya berdoa?

'Ya muqollibal quluub tsabbit qolbii 'ala diinik (Wahai Dzat yang Maha Membolak-balikkan hati, teguhkanlah hatiku di atas agama-Mu)'. 

Doa ini sering dipanjatkan Nabi kita, Muhammad SAW agar dapat diteguhkan iman dalam ketaatan.  Sebab, yang kuasa membolak-balikan hati manusia (dalam sekejab) hanyat Allah Saw. 

"Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian."

Doa-doa itu kini memang jadi andalan bagi PKS agar perjuangan melalui jalur oposisi dilakukan tidak sendirian. Mampukah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun