Jika Mendagri Tjahjo Kumolo menyebut pengawalan Menko Polhukam Wiranto tidak terlalu ketat, penulis dapat memastikan bahwa hal itu seratus persen betul.
Tepat dan betul jika Pak Wiranto tak dikawal sebagaimana mestinya sebagai seorang pejabat. Ia sangat sederhana dalam keseharian.
Wiranto adalah tipe sosok merakyat dan tidak ingin terlalu ramai dengan ajudan. Mengapa penulis bisa berkesimpulan demikian, ya lantaran penulis pernah menyaksikan mantan seorang menteri selalu ribet dengan ajudan dan rombongan.
Ada ajudan, ada pengamanan pribadi, ada orang pembawa songkok, ada pembawa naskah pidato. Ada intel yang kerap memamerkan pistol. Wuih, kata orang Betawi, pokoknya rempong deh menyaksikannya.
Kala pergi ke daerah, dapat dipastikan orang daerah dibuat "kelabakan" lantaran anggota rombongan akan banyak bicara "pritikiwil" ketimbang urusan pekerjaan.
Karena itu, Irjen dari kementerian bersangkutan kerap menggelengkan kepala kala menyaksikan rombongan sang menteri itu. Tak perlu rasanya disebut siapa menteri bersangkutan. Tak elok. Ini sebagai perbandingan saja.
Sungguh berbeda jauh dengan tampilan sosok Wiranto. Bila dibandingkan, ya bagai langit dan bumi.
Ini tak bermaksud melebih-lebihkan. Sebab, realitasnya memang demikian adanya.
Begini, kala penulis bersama isteri tengah duduk antre menunggu panggilan petugas apotik, tiba-tiba masuk ke Apotik Bregas Pak Wiranto. Ia datang seorang diri. Apotik ini lokasinya tak jauh dari Jalan Raya Gempol, ya jika diukur sekitar 2 km dari kediaman sang jenderal ini.
Naluri jurnalis muncul. Pikir penulis sang jenderal pasti bisa memberi informasi seputar isu kekinian. Tanpa sadar, penulis pun memanggil Pak Wiranto dengan sebutan jenderal.
"Jenderal, apa kabar?" sapa penulis sambil mendekat. Bersalaman.
Setelah memperkenalkan diri, ia melempar senyum. Lantas, penulis mempersilahkan Pak Wiranto menjumpai petugas apotik untuk memesan obat yang dibutuhkannya.
Lalu, perbincangan penulis dan Pak Wiranto menjadi memanjang. Hati penulis saat itu terasa dekat. Akrab, terutama ketika bicara terkait masalah isu politik dan keamanan yang saat itu tengah mendapat perhatian publik.
Setelah obat diberikan petugas dan membayar melalui kasir, Pak Wiranto melayani pertanyaan penulis sambil menuju pintu keluar. Di luar sudah berdiri sopir di depan pintu mobil berwarna hitam.
Pak Wiranto tak segera masuk ke mobil meski pintunya sudah dibuka. Ia masih melayani pertanyaan penulis dengan ramah maski sang sopir sudah mempersilahkan masuk ke dalam mobil.
Dan, mengakhiri percakapan, ia berpesan kepada penulis jika ada pertanyaan lain bisa berkunjung ke kediamannya di Palem Kartika.
"Datang saja ke rumah," pintanya sambil menyebut alamat kediamannya.
Sebagai warga yang lokasi pemukimannya tak jauh dari Pak Wiranto, penulis pun banyak mendengar bahwa Menko Polhukam itu sangat sering berinteraski dengan warga sekitar.
Pak Wiranto ikut senam tera yang anggotanya berasal dari warga sekitar. Ia sangat akrab dengan siapa pun.
Seperti diwartakan, Wiranto ditusuk saat kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Dua pelaku penyerangan yang merupakan suami istri kini sudah diamankan.
Nah, mendengar kabar Pak Wiranto menjadi korban penusukan pada Kamis (10/10/2019), sungguh mengagetkan. Wakil Presiden Jusuf Kalla saja tidak menyangka hal itu dapat terjadi.
Peristiwa ini merupakan kali pertama ada pihak yang berani mencederai pejabat negara dengan cara menikam, kata Kalla usai membesuk Wiranto di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Jakarta, Kamis.
Terkait hal itu, kita pun tak bisa menyalahkan siapa-siapa, apa lagi petugas keamanan.
Pak Wiranto adalah sosok bersahaja. Jika ia tak dikawal dengan ketat, itu adalah memang kemauannya sendiri. Ia ingin dekat dengan siapa pun.
Kini, kita hanya berharap polisi dan seluruh pemangku kepentingan terkait dapat mengusut tindakan penusukan ini secepatnya. Diharapkan dapat diungkap siapa dalang di balik insiden penusukan Wiranto. Â
Presiden Joko Widodo didampingi Mensesneg Pratikno menyempatkan diri membesuk. Usai melihat kondisi fisik Wiranto, Jokowi memberi penjelasan kepada awak media bahwa Wiranto menjalani operasi.
Lantas ia menambahkan penjelasannyua agar pihak berwajib dapat segera mengusut tuntas kasus tersebut.
Sejumlah menteri seperti Mensos Agus Gumiwang, Menpan RB Syafruddin, Mentan Amran, dan Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden (KSP) Ali Mochtar Ngabalin juga membesuk Wiranto yang dirawat di Paviliun Kartika RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H