Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tabunglah Air Hujan, Panen Manfaat Pasti Didapat

7 September 2019   19:04 Diperbarui: 11 September 2019   21:22 839
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cara membuat sumur resapan biopori. Foto | PU

Audit lingkungan dirasa perlu guna mengetahui apakah ada faktor lain yang mempengaruhi kondisi kekurangan air bersih. Termasuk kemungkinan yang disebabkan pengambilan air tanah berlebihan sehingga warga mengalami ancaman kekeringan.

Sayogiaya permasalahan kekeringan yang dirasakan sekarang bisa diatasi.Termasuk di wilayah yang tidak memiliki jaringan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Caranya, mengatur persediaan air dalam jumlah yang cukup saat musim penghujan tiba dan mengendalikan pendistribusiaannya secara proporsional kepada warga saat kemarau datang.

Sampai saat ini, seperti dikemukakan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta bahwa wilayah ibu kota masih dalam status aman terhadap ancaman kekeringan ekstrem. Meski begitu, kita tak boleh lengah. Lebih baik kewaspadaan tetap ditingkatkan.

Sumur Resapan

Cara membuat sumur resapan. Foto | PU
Cara membuat sumur resapan. Foto | PU

Prinsip menabung air kala musim penghujan dan mengendalikan pendistribusiannya secara proporsional untuk kemanfaatan warga adalah lebih baik. Sumber air hujan yang merupakan rejeki dari Allah tak boleh mengalir ke laut demikian saja. Karena itu, kehadiran tandon air menjadi kebutuhan dalam kehidupan.

Jangan sesekali punya pikiran mentang-mentang mudah mendapatkan air (tanah) dengan membuat sumur bor. Sebab, ketersediaan air tanah memiliki keterbatasan, apa lagi disedot dalam skala besar.

Untuk menjamin ketersediaan air tanah, sekaligus menjaga intrusi air laut, maka dibutuhkan danau, setu, waduk dan pengendalian air di sejumlah sungai.

Intrusi air laut adalah menyusupnya air laut kedalam pori-pori batuan dan mencemari air tanah yang terkandung didalamnya. Masuknya air laut mengganti air tawar dapat membahayakan pondasi bangunan. Terutama material besi yang digunakan termakan karat.

Penampungan air di waduk atau setu bila difungsikan sebagaimana mestinya, sesungguhnya untuk mengatur keseimbangan alam. Kala kemarau panjang datang, air meresap dari setu atau waduk, selanjutnya dapat mengisi rongga-rongga kebutuhan air tanah.

Sungguh, jika saja danau, waduk, dan setu yang ada di kawasan perkotaan dapat dilestarikan dan dijaga kebersihannya, kekurangan air bersih dapat diatasi meski itu tidak secara signifikan. Sayangnya, setu, waduk dan danau di Jakarta, jumlahnya tak banyak, hanya 55 buah. Jelas, hal itu jauh dari ideal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun