Penjelasan Fanny Jonathan Poyk sungguh mengingatkan diri penulis akan pesan-pesan para sastrawan masa lalu bahwa menuangkan buah pikiran ke dalam tulisan haruslah benar dan tepat, tidak mengandung kebohongan dan agar pesan yang disampaikan itu jelas maka penulis hendaknya mengindahkan bahasa yang baik dan benar.
Pemilihan kata dan tanda baca dalam bertutur pada sebuah artikel haruslah benar. Kapan kata disambung dan dipisah, kapan kata ubah dan rubah digunakan, si penulis harus paham. Sebab, bahasa adalah alat komunikasi dan menuntut pembaca dari berbagai strata atau lapisan masyarakat mengerti.Â
Kepada Fanny, penulis dalam sesi diskusi sempat mengangkat pesan sastrawan. Tempo dulu bahwa bahasa adalah alat komunikasi penting dalam berinteraksi dengan publik. Karena itu, penulis haruslah memahami makna yang terkandung pada kata dan tanda baca yang digunakan.Â
"Baiknya, gunakan bahasa baku dalam sebuah artikel," pesannya.
Ketika itu, banyak mahasiswa harus mengulang pelajaran Bahasa Indonesia Jurnalistik. Sebabnya, ya karena ternyata mahasiswa menganggap enteng pelajaran bahasa. Ketika menghadapi ujian, buat kalimat saja banyak yang salah. Ini karena mahasiswa saat itu tidak memperhatikan tanda koma dan titik.
Pelajaran pelatihan menulis yang melibatkan para Kompasiana ini memang sungguh bermanfaat. Santai namun kita dapat tambahan ilmu plus jalan-jalan pula ke Pulau Maju.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H