Hormatlah orang tuamu, maka akan panjang usiamu. Bagi orang yang sudah tua, jangan berfikir diri terlalu tua karena akan mengurangi produktivias. Lebih baik punya semangat muda sehingga produktivitas berlangsung konsisten.
Hanya anak yang berbakti kepada Allah akan berusaha membuat orang tua menjalani hidup dengan bahagia. Anak yang membuat orang tua bahagia selalu ingin menjaga keutuhan keluarga bahagia dan sering menerima berkat serta pertolongan Allah.
Penguasa yang baik adalah yang memperhatikan anak yatim. Sedekah kepada anak yatim harus dimaknai sebagai kebutuhan. Sebab, siapa pun di kolong jagat ini, tak ada yang ingin menjadi yatim.
Pada lebaran ini, sekali lagi, penulis merasa gembira. Sesama saudara saling menasihati. Bagai saudara dalam suatu rumah tangga. Ada orang tua, ibu dan anak-anak saling mencintai. Mereka saling mencintai dan mengasihi.
Karena itu, orang tua kita sejak dulu mengingatkan, sesama saudara jangan saling menjatuhkan dan mau menang sendiri. Sebab, itu tidak akan menjadi contoh dan teladan yang baik bagi publik.
Betapa indahnya anak negeri  dapat saling menghormati, saling melindungi dan saling mengasihi. Teladan yang baik akan menjadi rahmat dan berkah bagi orang lain. Â
Lihatlah oran tuaku yang kulitnya mengeriput itu. Di usia 93 tahun memperoleh berkah dari Allah lantaran bijak dalam berkata dan perbuatan. Â Selagi muda, ibu selalu menganjurkan kepada anak-anaknya selalu bermusyawarah kala menghadapi persoalan. Jangan berfikir sendiri, bertindak sendiri yang membawa pada kerugian pada diri sendiri. Akhirnya, gagal yang dijumpai.
Musyawarah, kata ibu, mampu menyelesaikan masalah. Belajarlah dari orang yang menghadapi kesulitan. Sebab, orang yang lari dari masalah dan putus asa akan mampu bangkit mengatasi persoalan hidup.
Orang tua dulu sering mengingatkan anak dan cucunya. Â Kalau mau menjadi orang sukses, ikuti sifat Nabi yang empat: siddik, amanah, tabligh dan fathanah. Jangan lupa pula, petik pelajaran selama Ramadan karena dapat menjadi sumber inspirasi dan penyemangat dalam menjalani kehidupan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H