Kata orang Arab tetangga penulis, mafi fulus antum mamfus. Hehehe, kalimat kelakar orang sana.
Nah, untuk urusan paspor, kita pun maklum, dewasa ini sudah banyak dimiliki seperti halnya warga pemilikan kartu tanda penduduk (KTP). Kala masa pakai paspor habis, banyak orang secepatnya mengurus perpanjangan. Kesadaran ini makin tumbuh, sama halnya dengan kesadaran pentingnya memiliki KTP. Apa lagi paspor yang sering dibutuhkan kala mendadak.
Loh, kok si ibu yang tengah kesal tadi mengapa harus menggunakan biro perjalanan?
Bisa saja si ibu berangkat seorang diri tanpa bantuan travel. Itu kalau ia sebagai petugas yang mengurusi penyelenggaraan ibadah haji. Seperti halnya seorang menteri (agama) yang menunaikan ibadah haji dan umrah. Ia di sana dapat kemudahan lantaran sudah ada yang mengurusi petugas dari kantor misi haji Indonesia.
Nah, jika si ibu itu tak ada kaitan dengan urusan kerja dan semata mengurus untuk kepentingan ibadahnya sendiri, gimana?
Ya, disini ia butuh biro perjalanan. Sebab, tak satu pun hotel di sana -- sepengetahuan penulis -- melayani umrah untuk orang per orang. Selalu dalam kelompok. Karenanya, si ibu yang tengah kesal tadi harus berangkat dengan cara bergabung dengan anggota rombongan umrah.
**
Sejatinya ibadah umrah ini sering juga disebut haji kecil. Para ulama menyebut kala umrah dilakukan pada saat Ramadan pahala yang diperoleh sama besarnya dengan menunaikan ibadah haji.
Nah, di saat ibadah haji (reguler) harus menunggu antrean lama terkait sistem kuota yang diberlakukan, umrah Ramadan menjadi punya daya pikat tersendiri.