Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Jejak Keistimewaan Surat Al-Ikhlas di Masjid Quba, Madinah

29 Mei 2019   02:24 Diperbarui: 29 Mei 2019   11:46 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Belanja kurma di pelataran Masjid Quba, juga murah. Foto | Dokpri

Imam masjid tersebut selalu membaca Surat Al-Ikhlas ketika bertindak sebagai imam. Suratnya memang pendek. "Jadi, kalau ada orang sering baca Surat Al-Ikhlas, ia adalah pengikut imam di sini," kata Aa Kiki yang disambut tawa rekan-rekan di dalam bus.

Jadi, ia melanjutkan ceritanya, di tanah air memang ada imam di suatu masjid tertentu jika si fulan imamnya, maka sudah dapat dipastikan bacaannya Al-Ikhlas. "Al-Ikhlas, Al-Ikhlas lagi," katanya seperti tak ada surat lain.

Ternyata surat Al-Ikhlas punya kisah menarik. Dulu, 15 abad silam, Nabi Muhammad Saw, menunjuk seseorang menjadi imam tetap (Anshar) untuk Masjid Quba. Kemudian imam ini selalu membaca surat Al-Ikhlas di setiap shalatnya.

Lantaran surat itu melulu yang dibaca,  jamaahnya protes. Namun imam masjid ini mengelak dan akan mundur jika para jamaahnya memaksa dia untuk meninggalkan surat Al-Ikhlas yang selalu dibaca ketika shalat berjamaah.

Mendapat jawaban seperti itu, jamaah terdiam. Mereka menurut karena mencintai imam masjid ini dan mempercayainya. Tapi, ada sebagian jamaah mengadukan imam ini kepada Rasulullah Saw dengan dalih ibadah yang berbeda dan tidak dicontohkan oleh Rasul SAW, atau yang saat ini ramai dibilang "bid'ah".

Kemudian Rasulullah Saw memanggil imam masjid itu. Ia ditanyai kenapa selalu membaca surat Al-Ikhlas di setiap shalatnya, sedangkan jamaah memprotesnya karena tidak sama dengan yang diajarkan oleh Rasulullah Saw.

Apa jawaban imam itu. Dia selalu membaca surat Al-Ikhlas dalam shalatnya tak bermaksud apa-apa, dia hanya tidak ingin berpisah dari salah satu kalimat di dalam surat itu yang berbunyi "Kull Huwallahu Ahad" yang artinya"Katakanlah : Dia-lah Allah yang Maha Esa".

Dan Rasulullah SAW yang bijaksana tidak memarahi atau mengkafirkan imam ini, padahal imam ini beribadah berbeda karena selalu membaca surat Al-Ikhlas, bahkan Rasul SAW berkata"cintanya kepada surat al ikhlas membuatnya masuk ke dalam surga-Nya Allah".

Ustaz Aa Kiki ketika memberi penjelasan. Foto | Dokpri
Ustaz Aa Kiki ketika memberi penjelasan. Foto | Dokpri
**

Dari riwayat ini, beruntung penulis memiliki sejumlah litaratur terkait Surat Al-Ikhlas. Achmad Chodjim, penulis buku Surat Al-Ikhlas - buku yang dibeli pada 2007 - adalah salah satunya.

Al-Ikhlas adalah surat ke-112 dalam Kitab Suci Alquran. Meski ditempatkan di bagian akhir kitab, Al-Ikhlas diturunkan di awal kenabian. Al-Ikhlas merupakan surah ke-22 yang diturunkan kepada Nabi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun