Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Artikel Utama

Jejak Keistimewaan Surat Al-Ikhlas di Masjid Quba, Madinah

29 Mei 2019   02:24 Diperbarui: 29 Mei 2019   11:46 1582
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang dalam Masjid Quba. Nyaman dan sejuk. Foto | Dokpri

Penulis sering diejek rekan-rekan ketika menjadi imam shalat lima waktu, baik di mushola kantor maupun di kediaman sendiri, karena selalu membaca surat-surat pendek yang salah satunya adalah Al-Ikhlas.

"Mau praktisnya aja. Buru-buru selesai," gitu kata teman-teman.

"Nggak bisa surat yang panjang kali," tambah rekan lainnya usai shalat berjamaah selesai sambil melempar tawa.

Menghadapi kenyataan itu, ya penulis tak bisa memberi jawaban memuaskan. Diam. Bungkem sambil membenarkan ejekan rekan tadi. Apa lagi penulis bukan seorang penghafal Alquran.

Namun ketika ikut shalat tarawih, ada di beberapaa masjid tak lepas dari membaca surat Al-Ikhlas. Bahkan ketika shalat witir, membaca surat Al-Ikhlas dilengkapi dengan surat Falaq dan An Nas.

Kok, selalu saja surat ini tak lepas di berbagai kesempatan dibaca. Usai shalat, saat mendoakan di hadapan orang sakit dan bahkan sampai hendak tidur pun sangat dianjurkan membaca surat Al-Ikhlas.

**

Di Masjid Quba, Madinah, penulis menangkap bahwa masjid ini punya nilai yang lekat dengan sejarah peradaban Islam. Sama halnya dengan masjid-masjid bersejarah lainnya yang ada di Mekkah, Madinah dan Palestina.  

Quba adalah masjid pertama yang dibangun Rasulullah Saw pada awal peradaban Islam. Tepatnya, 8 Rabiul Awal pada 1 Hijriyah. Lokasinya di sebelah tenggara Kota Madinah, lima kilometer di luarnya. Dulu, masjid ini dibangun dengan bahan yang sangat sederhana.

Seiring berjalannya waktu, renovasi banyak dilakukan Kerajaan Arab Saudi. Masjid mengalami perluasan. Dalam buku berjudul Sejarah Madinah Munawwarahyang ditulis Dr Muhammad Ilyas Abdul Ghani, dijelaskan masjid ini direnovasi besar-besaran pada 1986.

Ruang dalam Masjid Quba. Nyaman dan sejuk. Foto | Dokpri
Ruang dalam Masjid Quba. Nyaman dan sejuk. Foto | Dokpri
Kala itu, Pemerintah Arab Saudi mengeluarkan dana hingga 90 juta riyal Saudi untuk memperluas masjid ini yang bisa menampung 20 ribu jamaah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun