Sakit hati ini bukan tertuju kepada Pak Jokowi. Bukan. Tetapi kepada seorang pejabat tinggi di daerah itu yang melintas di sisi Jokowi. Jangankan menegur sapa, cara jalannya saja seperti ingin menabrakan diri kepada Jokowi.
Hmmm. Tak patut penulis menyebut namanya. Apa lagi pada saat ini, bulan Ramadan dan berada di emperan Masjid Nabawi, Madinah.
Sakit hati penulis pun makin bertambah. Lagi-lagi karena Jokowi diisukan antek PKI dan seterusnya. Ungkapan penulis ini tidak bermaksud menjilat. Lagi pula apa untungnya bagi saya menulis yang baik-baik. Saya cuma ingin menyampaikan dari emperan masjid Rasulullah SAW ini, nun jauh dari Jakarta, bahwa penulis masih bisa mengajak pembaca untuk menerima sosok Jokowi sebagai presiden dengan ikhlas. Itu saja.
Jangan rendahkanÂ
Pada kesempatan mulia ini, penulis berharap Jokowi tidak merendahkan rakyatnya sendiri. Lihat kisah Uwais, miskin dalam pandangan mata manusia tetapi - seperti juga disebut Nabi Muhammad SAW, ia adalah manusia yang memiliki kedudukan tinggi di hadapan Allah.
Mengapa? Karena ia selalu menghormati orang tua. Kata dan perbuatannya sejalan. Meski permintaan ibunya sangat berat, ia penuhi dengan membangun kekuatan fisik terlebih dahulu dengan cara berlatih meski saat itu dirinya disebut oleh warga sekitarnya sebagai orang gila.
Kita harus yakin bahwa kadang merencanakan sesuatu yang baik mendapat celaan. Tapi, itu tidak penting. Yang jelas melindungi rakyat dan membangun untuk kesejahteraan dan keadilan bagi rakyat memang bukan pekerjaan mudah. Uwais telah membuktikan itu.
Sosok diri Uwais luar biasa. Bahkan ketika sahabat Nabi SAW, Umar dan Ali diperintahkan untuk menjumpai Uwais dan meminta doanya, ia konsisten tidak ingin menonjolkan diri.
Bahkan diketahui namanya saja ia merasa keberatan. Setelah dipaksa oleh kedua sahabat Nabi SAW, barulah Uwais mau memanjaatkan doa kepada Allah untuk kedua sahabat Nabi tersebut.Â
Jika saja Jokowi pada pemerintahannya yang kedua nanti sangat memperhatikan rakyatnya, tidak memandang apakah miskin, kaya atau cacat, dari suku dan agama mana pun, maka bisa jadi kesejahteraan rakyat yang dijanjikan kala berkampanye dapat terwujud. Tentu saja, sebelum memulai kerja, bacalah basmalah.
Selamat menunaikan ibadah puasa Ramadan.