Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sumpah Pocong dan Masjid Sumpah

27 Februari 2019   22:23 Diperbarui: 27 Februari 2019   22:42 195
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Masjid Sumpah di Cilegon, Banten. Foto | Dokpri

Ilustrasi, sumpah pocong. Foto | Banyuwangi Terkini
Ilustrasi, sumpah pocong. Foto | Banyuwangi Terkini
Penulis tidak bermaksud membahas kerusuhan 1998 dan keterlibatan orang-orang yang bertanggung jawab. Penulis sendiri tidak pernah menyaksikan orang melakukan sumpah pocong, tetapi dari berbagai literatrur dan laman dalamIslam disebutkan bahwa sumpah itu dilakukan seseorang dengan mengenakan kain kafan seperti pocong atau jenazah yang akan dimakamkan. 

Sumpah pocong biasanya diambil jika seseorang meyakini suatu kebenaran namun orang lain atau pihak lain tidak meyakini kebenaran tersebut atau tidak memiliki bukti misalnya jika seseorang dituduhkan melakukan sesuatu yang menyimpang atau berbuat kesalahan sementara ia tidak mau mengaku.

Pada ritual sumpah pocong, biasanya, anggota keluarga dan masyarakat ikut menyaksikan. Apabila  sumpah yang diambilnya tidak sesuai dengan kebenaran, atau palsu,  maka yang bersangkutan dan keluarganya akan mendapatkan celaka atau mengalami suatu musibah sesuai dengan sumpah yang diucapkannya. 

Nah, tentu, ngerikan?

**

Sebenarnya sumpah ini tergolong sebagai suatu kebiasaan atau adat dalam masyarakat. Ada sebagian anggota masyarakat mempraktekkannya dengan cara lain dan pelakunya tidak dibalut dengan kain kafan melainkan hanya duduk dengan memakai kerudung kafan.

Bukti bahwa sumpah pocong itu dipraktikan di tengah masyarakat, bisa disaksikan pada Masjid Sumpah di Kampung Terate Udik, Kelurahan Masigit, Kecamatan Jombang, Kota Cilegon. Oleh warga setempat masjid ini dikramatkan. Pasalnya, selain sebagai tempat ibadah juga untuk menyelesaikan masalah melalui sumpah.

Seperti disebut tadi, ya orang yang mengangkat sumpah - di bawah kitab suci Alquran pula - kemudian berbohong, maka musibah cepat datang menghinggap. 

"Siapa berani?" kata ustaz Haeruddin yang juga salah seorang imam masjid tersebut, ketika penulis bertandang ke masjid tersebut.

Menyaksikan bangunan fisik Masjid Sumpah, yang masih berbentuk asli, terlihat antik dan unik. Kecil berukiran seperti layaknya masjid-masjid zaman old. Boleh dibilang, mirip-mirip bangunan masjid tua yang tersebar di berbagai kesultanan di Tanah Jawa.

Untuk tempat imam, bentuk bagian atas kepala berupa setengah lingkaran dengan tinggi sekitar 1,5 meter. Tentu saja orang berbadan tinggi lebih dari itu ketika menjadi imam, maka kepala harus sedikit ditundukan. Bisa jadi, dengan ketinggian tersebut, sang pembuat bangunan masjid tersebut awalnya menitipkan pesan bahwa siapa pun dia harus tunduk lahir dan batin di hadapan Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun