Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Saksikan Kehebatan Gajah di Pahang

24 Desember 2018   06:53 Diperbarui: 24 Desember 2018   07:39 228
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saksikan Kehebatan Gajah di Pahang

Bila kita berkunjung ke Taman Safari di kawasan Puncak, Jawa Barat,  atau ke Ragunan, Jakarta, kemudian menyaksikan para gajah beratraksi, tentu tontonan permainan binatang bertubuh besar dan kuat itu sungguh sebagai peristiwa biasa.

Berbeda dengan di Pahang, salah satu wilayah bagian dari Malaysia. Pusat Konservasi Gajah Kebangsaan (PKGK), Kuala Gandah, kami kemarin menyaksikan sekitar 15 ekor gajah dilatih di sini. Latihan yang diperagakan para gajah diasuh pelatih profesional.

Untuk mencapai pusat konservasi gajah yang berjarak dari sekitaar 15 km dari Pekan Lanchang. Dengan mengendarai mobil pribadi, di sini disebut kereta, untuk mencapainya kita harus melewati beberapa perkampungan. Orang di sini menyebut kampung, tapi menurut penulis ya sudah seperti kota. Pusat pelatihan gajah ini dibangun pada 1989.

Menurut data yang diperoleh, di sini ditempatkan  10 ekor gajah dewasa dan 2 ekor anak gajah yang berusia di antara 8 bulan hingga 13 bulan. Tapi, hitungan penulis ada 15 ekor gajah.

Kala penulis datang, kawanan gajah itu tengah tampil di hadapan para pelancong. Gajah memperagakan kemahirannya. Mulai cara menghormat dan mematuhi perintah sang pelatih. Bagi penulis, itu tidak terasa istimewa. Mungkin penilaian itu disebabkan penulis sudah dan sering menyaksikan gajah beratraksi di Taman Safari Puncak.

Informasi yang penulis terima, para kawanan gajah itu didatangkan dari wilayah Malaysia dan beberapa negara tetangga. Ada yang berusia 20 tahun dan ada pula di bawah lima tahun.

Lokasi pelatihan gajah ini jangan dibayangkan seperti di Lampung, Way Kambas, di atas lahan yang banyak ditumbuhi pohon rindang dan tinggi besar.

Naik gajah. Siip. Foto | Dokpri
Naik gajah. Siip. Foto | Dokpri
Di Pahang,  tempat pelatihan gajahnya hanya ditumbuhi pohon besar yang jumlahnya masih dapat dihitung dengan jari tangan. Gersang sekali sih tidak, cuma hebatnya, tempatnya bersih dan tersedia fasilitas untuk istirahat bagi pegunjung hingga tempat sholat. Menurut penulis, idealnya tempat itu juga cocok bagi muda-mudi. Sejuk dan menawarkan suasana romantis. Ehemm.

Pusat Konservasi Gajah Kebangsaan (PKGK), Kuala Gandah, Pahang itu, penilaian penulis, dikelola secara profesional. Usai berlatih, para pelancong diberi kesempatan memberi makan kepada kawanan gajah setempat. Makanan tersedia dan pengunjung dapat mengambilnya secaran cuma-cuma (gratis).

Kalau di Taman Safari, memberi makan umpan atau makanan kepada gajah, ya makanan itu harus dibeli pengunjung. Untuk menyayangi gajah harus ada pengorbanan. Beli makanan berupa wortel atau lainnya. Tak ada yang gratis, kan?

Di Thailand, perhatian terhadap mahluk ini juga demikian tinggi. Gajah-gajah selain dijadikan objek tontonan menarik juga dipelihara dengan baik. Bukan hanya gajah hidup, juga dijadikan patung sebagai bagian dari ritual keagamaan.

Meski begitu, kita patut bersyukur bahwa warga Malaysia, Thauland dan termasuk Indonesia kini semakinmemiliki semangat untuk melindungi gajag yang dilindungi itu. Gajah yang dikenal pula dengan sebutan Elephusaximus merupakan spesis binatang liar.

Di Pahang, atas inisiatif Jabatan Perhilitan Semenanjung Malaysia bersama Persatuan Pencinta Alam dan WWF (World Wide Fund for Nature) lalu hewan ini dikumpulkan dari hutan di seluruh Malaysia, terutama yang berada di kawasan hutan Khaltulistiwa Negeri Pahang . Kawanan gajah itu lalu ditempatkan dan di pusat pemeliharaan pelatihan gajah itu.

Ayo, sayangi gajah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun