Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Cameron Highlands, Objek Wisata Berpotensi Geser Popularitas Puncak

22 Desember 2018   18:53 Diperbarui: 22 Desember 2018   18:58 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Cameron Highlands, Objek Wisata Berpotensial Geser Popularitas Puncak

 Objek Wisata Puncak di Jawa Barat (Jabar) bakal tergeser popularitasnya dengan Cameron Highlands (Pahang, Malaysia) beberapa tahun ke depan.

Objek wisata yang menurut perkiraan penulis baru dikembangkan sekitar 20 tahun terakhir ini, dapat ditempuh dari Kuala Lumpur sekitar 300 km atau 3 jam 40 menit dengan kendaraan pribadi.

Dalam berbagai literatur disebut bahwa Cameron Highlands atau Tanah Tinggi Cameron merupakan sebuah pusat peristirahatan di dataran tinggi yang terkenal di semenanjung Malaysia. Cameron Highland terletak di barat daya negeri Pahang, sebuah negara yang kaya dengan khazanah hutan alamnya

Lokasi wisata ini sungguh menarik karena di negeri jiran itu sejak dulu sudah dikembangkan jadi objek alam. Objek wisata ini memang berbeda dengan Genting Highlands, yang jauh lebih populer karena pusat permainan judinya selama ini.

Di Genting Highlands, permainan judinya sudah kelewat beken. Warga etnis Cina memang dibenarkan bermain judi. Demikian juga warga Muslim dari luar negeri, menyempatkan bermain judi di sini. Hanya warga Muslim lokal dilarang keras bermain judi.

Genting Highlands yang juga berada di Pahang, lokasinya tak jauh dari Cameron, hanya 165 km atau 3 jam 40 menit.  Untuk menuju Cameron dari Genting atau sebaliknya jalannya berkelok-kelok tajam. Mobil harus perlahan.

Wiuh, keren deh merasakan datang ke lokasi ini. Bisa jadi, kalau tak ingat membawa anak cucu iman kuat bisa tergoda dan rontok loh. Terutama di Genting Highlands. Hehe ada cucu sebagai pengingat usia sudah tua. Bau tanah, kata orang Betawi.

Nah, di sini penulis ingin mengungkap keunggulan Cameron Highlands. Alamnya serupa dengan kawasan Puncak, Jabar, yang dapat ditempuh hanya sekitar satu jam dari Jakarta. Cepat, kan?  Itu kalau tidak macet di tol dan merayap mulai dari Gadog. Hehehe, ternyata lebih banyak macetnya yang bisa ditempuh bisa 4 jam lamanya.

Dari sisi keindahan alam, wialayah Negara Bagian Pahang ini memanfaatkan udara sejuk dan dingin pegunungan sebagai daya pikatnya. Infrastruktur,  seperti jalan raya, jembatan dan penerangan listrik, termasuk pemondokan bagi wisata terlihat apik tertata dengan baik.

Jika dibandingkan dengan Puncak, wuih ketinggalan toh. Apa lagi para pedagangnya banyak membuka lapak sembarangan di tepi jalan. Rasa nyaman hilang karena kendaraan terlalu berdekatan dengan pejalan kaki yang haknya terampas oleh pedagang.

Di sini, Cameron, pedagang ditempatkan di satu titik. Mau soto hingga makanan kering tersedia. Wisatawan dari Cina, Jepang dan bule dari Eropa juga banyak terlihat wara-wiri di sini.

Parkir tertata apik. Tak ada juru parkir teriak kiri.. kiri dan kanan belok kiri dan seterusnya. Tak dipandu juru parkir pun orang tetap menata mobilnya untuk parkir sebagaimana mestinya.

Cameron Highlands di Malaysia kini jadi objek wisata paling populer untuk wisata keluarga. Penginapan dari kelas teri atau hotel sekelas melati banyak. Tapi, yang jelas, penginapan di sini saat musim libur penuh. Kunjungan wisatawan meluber.

Menariknya lagi, tanaman Stroberi strawberry) dan kebun teh dapat "dijual" sebagai objek yang menarik. Padahal, jika kita bertandang ke Puncak dan menyaksikan sekeliling kebun teh berserakan dianggap biasa. Tapi, di sini dijadikan objek yang menarik. Setiap pelancong bisa masuk dan berswafoto di lokasi kebun teh dengan cara membayar dua ringgit per orang.

Hehehe... kalau di Puncak, bebes tanpa dipungut bayaran. Bahkan buang puntung rokok pun tak ditangkap seperti di Cameron.

Objek wisata dan keindahan yang dijual di Puncak dan Cameron sejatinya sama. Yang membedakan hanya soal pengelolaan untuk memberi kenyamanan pelancong merasa nyaman. Di Cameron tak ada orang buang sampah sembarang tempat. Tempat pembuangan sampah tersedia di berbagai tempat.

Polisi dan petugas kebersihan berpakaian oranye pun jarang nampak berkeliaran seperti di Jakarta. Tapi, kok warganya di sini tertip dan mau bersama-sama menjaga kebersihan. Itu yang membedakan Puncak dan Cameron yang makin populer belakangan ini di kalangan wisatawan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun