Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mabuk di Pesawat karena Kebodohan Penumpang

30 Oktober 2018   08:57 Diperbarui: 30 Oktober 2018   09:03 603
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia tak sadar, ngoroknya telah mengganggu penumpang lain. Tapi, mungkin karena itu bagian dari hak seseorang, tak ada penumpang memprotes. 

Kalau saja maskapai membuat aturan dilarang ngorok di pesawat,  pikir penulis, akan ada unjuk rasa di setiap bandara. Mungkinkah?

Nah, kembali kepada diri penulis setelah mendapat kursi di kelas bisnis. Hanya dalam hitungan kisaran lima menit, pramugari mendekat. Penulis ditawari anggur. Mau anggur, anggur merah atau putih? Saya menjawab, putih.

Pelayanan minuman seperti itu hanya diperuntukan bagi penumpang untuk kelas bisnis. Untuk ekonomi, ya nggak lah. Namanya juga kelas bisnis, pelayanannya lebih prioritas. Tapi, bagi penulis, ternyata kemewahan pelayanan itu justru menjadi petaka.

Mengapa?

Penulis mabuk setelah minum anggur putih. Perut pun rasa mual. Beruntung tidak muntah selama perjalanan. Yang jelas, muka terasa panas. Maklum, belum punya pengalaman mengonsumsi minum seperti itu. Paling tinggi, kelas penulis adalah bir. Dan itu pun minum dengan segala keterpaksaan saat berada di Tokyo.

Dubes RI di Jepang, saat itu, Wiyogo Atmodarminta menyaksikan diri penulis kedinginan. Menggigil. Lantas, ia memberi sekaleng bir. Lalu, bir ditenggak. Ehh, badan terasa hangat.

Letnan Jenderal TNI Wiyogo Atmodarminto, atau yang lebih dikenal dengan panggilan Bang Wi adalah tokoh militer dan politisi berkebangasaan Indonesia. Dia pernah menjabat sebagai Gubernur Jakarta periode 1987--1992. Sebelumnya, ia bertugas sebagai Duta besar RI untuk Jepang.

Nah, tentang mabuk di pesawat tadi sejatinya bisa dihindari. Kalau saja penulis punya pemahaman yang baik tentang berbagai jenis minuman keras, tentu kejadian seperti itu dapat dihindari. Pikir penulis, anggur yang ditawari layaknya seperti air teh biasa.

Tak tahunya, ya minuman yang tergolong minuman berkelas. Itu ternyata bukan minuman kelas penulis. Hehehe.. Karena itu jangan bodoh naik di pesawat. Pahami aturannya, kenali berbagai peristilahan dalam penerbangan.

Penting diingat, jika anda duduk di puntu darurat, pahami penjelasan pramugari. Bila anda diminta pindah, karena tak paham aturan instruksi pramugari, ya pindah duduknya. Nggak masalah, kan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun