Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Artikel Utama

Dialek Betawi "Ogah" Tersisih

25 Oktober 2018   05:55 Diperbarui: 25 Oktober 2018   11:32 1005
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ondel-ondel ikut pawai. Meski begitu, pemainnya tak fasih menggunakan dialek Betawi. Foto | Dokpri

Tentu saja Enyak makin semangat. Bicara dengan dialek Betawi si Enyak memang kudu ada lawannya. Nah, karena dia tidak punyak mitra, atau paling tidak orang sebayanya, maka pembicaraan terasa tak seimbang.

Enyak Emah akhirnya sadar. Anak-anaknya tak mahir berdialek menggunakan Bahasa Betawi. Pikirnya, anak sekolah sekarang makin intelek tetapi mulutnya terkunci ketika berhadapan dengan orang Betawi.

"Nggak mau ngangap, mengucap dan ngoceh dengan Enyaknya pake Bahasa Betawi," ucapnya yang disambut tawa anak-anaknya.

**

Dialek Betawi, bila dicermati, banyak kata-katanya menyerap dari Bahasa Arab seperti kata ane (ana), Cina seperti untuk penyebutan tauco dan masih banyak lagi. Termasuk pula dari etnis Sunda, Jawa dan Kalimantan. Di Sambas (Kalbar), dialek Betawi mirip sekali dengan yang banyak dituturkan warga setempat.

Pernah, penulis tertawa ngakak ketika menjumpai warga Betawi di kawasan Kota Bambu, dekat Tanah Abang, Jakarta Pusat, beberapa waktu lalu.

Pasalnya, si Empo' Ani, bukan nama sebenarnya, tengah marah karena sang adiknya sering mabok-mabokan. Jika sang adik bisnisnya beroleh untung, bisa dipastikan banyak keluyuran malam ke diskotik.

Si Empo' hafal sekali kalau adiknya naik motor kejeblos got, comberan atau drainase, pasti baru pulang dari diskotik. Beruntung, Mamat, si abangnya sabar dan menolong ketika sang adik tengah mengalami kesulitan seperti itu.

"Gitulah, kalau dapat duit panas," kata Empo' Ani kepada Bang Mamat suatu saat.

**

"Duit panas emang beda dengan uang lender, uang mengawinkan kambing. Juga beda dengan duit salawat (uang yang diberikan oleh para pelayat saat orang meninggal). Juga beda lagi dengan orang mata duitan," kata si Empok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun