Penyebutan lenong nusantara terasa lebih mengena, karena pelaku atau pemainnya tidak lagi seluruhnya orang Betawi. Nah, di sini, siapa pun yang memerankan Mbak Retna, bisa berkontrubusi lebih besar untuk menyampaikan ide dan gagasannya tanpa harus mengerahkan tenaga dan pikirannya berlebih-lebihan.
Saya mendapat petikan-petikan atau potongan kisah Mbak Ratna Sarumpaet dalam sepekan ini melalui media sosial. Potongan kisah itu jika disatukan dapat menjadi sebuah buku bunga rampai. Atau jadi bahan skenario pementasan lenong. Sebab, potongan kisah itu punya pertalian satu sama lainnya. Bisa jadi bagi pembacanya tidak perlu menahan tawa, tetapi harus dilepas terbuka. Terlebih ketika membacanya di tengah banyak orang.
Mengapa?
Alasannya, jangan sampai dituding anda adalah orang gila karena tertawa sendiri. Di situlah kekuatan Ratna Sarumpaet ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H