Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Soal Bantu Lombok, Ibu Dina Mengapresiasi Pedagang Tanah Abang

22 September 2018   05:36 Diperbarui: 22 September 2018   05:48 634
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dengarkan ceramah. Foto | Dokpri

Ibu Dina Chosi membanggakan pedagang Tanah Abang. Di hadapan rekan-rekannya, alumni Fakultas Hukum Angkatan 20 Universitas Trisakti (FH'20 Usakti) itu, ia tidak bosan-bosan menyampaikan bahwa sejumlah bantuan yang dikirim ke Lombok jumlahnya demikian besar lantaran para pedagang di kawasan itu memberikan potongan harga tinggi.

"Jika dilihat kualitas barang dan harga, ya tidak sebanding. Harga mahal dijual murah hanya lantaran mereka memiliki kepedulian dengan saudara-saudara kita di Lombok. 

Warga lombok menderita lantaran gempa bumi," ujar Ibu Din,  sapaan akrab Dina Chosi di hadapan rekan-rekannya, yang setidak sekaligus memberi laporan dana yang terhimpun kemudian disumbangkan ke Lombok.

Penyaluran bantuan dengan motor lebih efektif. Foto | Dokpri
Penyaluran bantuan dengan motor lebih efektif. Foto | Dokpri
Bantuan diserahkan kepada yang berhak. Foto | Dokpri
Bantuan diserahkan kepada yang berhak. Foto | Dokpri
Sambil memperlihatkan foto yang ada di WA handphone miliknya, Dina mengatakan, begitu diberi tahu bahwa barang yang dibeli akan disumbangkan ke warga Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), para pedagang memberi diskon tinggi. 

Mungkin sekitar 50 persen. Bahkan, rekan-rekan pedagang lain yang mendengar bahwa barang akan dikirim ke Lombok, mereka menyodorkan dagangannya dengan harga murah.

"Iya. Betul. Mereka sungguhan," kata Ibu Dina pada acara peringatan 10 Muharam 1440 H di kediaman Rudi Haris, Ketua Alumni FH'20 Usakti, di Bandung, Kamis (20/09/2019).

Kepada penulis yang ikut hadir pada acara tersebut, dengan semangat Ibu Dina mengatakan, dana yang terkumpul dari anggota keluarga besar FH'20 Usakti mencapai sekitar Rp300 juta. Semua dibelikan berupa barang yang pengirimannya dilakukan secara bertahap. 

Barang yang dibeli beragam: pakaian pria, kebutuhan bayi, kebutuhan ibu rumah tangga dan obat-obatan.

Pokoknya, pakaian yang dikirim serba baru. Yang menggembirakan, pedagang Tanah Abang tidak mengambil untung. Dengan raut muka sumringah, 

Din kembali menjelaskan, bantuan dari Usakti demikian cepat mengalir. Juga rekan-rekan lainnya. Karena itu ia berharap korban gempa di Lombok segera bangkit.

Foto bersama dengan anak yatim. Foto | Dokpri
Foto bersama dengan anak yatim. Foto | Dokpri
Dengarkan ceramah. Foto | Dokpri
Dengarkan ceramah. Foto | Dokpri
"Saya sangat bersyukur. Penerbangan pun memberi keringanan untuk mengirim bantuan," katanya sambil menyampaikan ucapan terima kasih kepada sejumlah maskapai penerbangan yang turut membantunya. Tak disebut penerbangan mana dan siapa pengirim barang hingga sampai ke lokasi.

"Jangan disebut. Takut menjadi riya," Din cepat-cepat menghentikan bicaranya.

**

Pertingatan 10 Muharam 1440 H oleh komunitas FH'20 Usakti dimanfaatkan menyantuni sejumlah anak yatim di Bandung. Utamanya yang menjadi binaan para biker atau penggemar motor gede (moge) Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) Bandung.

Saat itu para penggembar moge ini berkumpul di kediaman Rudi Haris, penulis mencari tahu seputar kegiatan mereka. Apakah sekedar menyalurkan hobi, menyemplak motor disaksikan pengguna jalan raya lainnya sebagai pamer. Atau sebagai ajang kumpul bersuka ria dibumbui sebagai perhelatan saling melepas kangen.

Para biker tengah berkumpul di kediaman Rudi Haris. Foto | Dokpri
Para biker tengah berkumpul di kediaman Rudi Haris. Foto | Dokpri
Gaya Rudi dengan moge di kediamannya. Foto | Dokpri
Gaya Rudi dengan moge di kediamannya. Foto | Dokpri
Jawab yang ditemui penulis, ternyata apa yang diduga itu jauh dari kenyataan. Boleh dibilang biker atau penggemar moge di situ termasuk kelompok 'alim'. Mereka berkumpul dengan latar belakang berlainan. Asal-usul, pendidikan, suku dan agama.

"Kami yang kumpul di sini berbeda-beda. Punya satu tujuan, memperjuangkan kemanusiaan. Mengangkat harkat manusia," ucap Tatang.

Ketua HDCI Bandung hingga kini masih dipimpin Jonni BS Nugroho hingga penghujung 2018. Rudi adalah salah satu anggotanya. 

Rudi pun aktif sebagai ketua FH'20 Usakti Jakarta. Karenanya tak heran saat peringatan 10 Muharam 1440 H hadir rekan-rekan biker HDCI Bandung dan komunitas FH'20 Usakti.

Jangan pandang miring aktivitas HDCI Bandung. Apa lagi menilai kegiatan penggemar boge sebagai orang yang suka 'hura-hura'.  Semua itu dijauhkan, Kang Tatang menambahkan.

Ibu Dina sebagai koordinator tengah memberi santunan. Foto | Dokpri
Ibu Dina sebagai koordinator tengah memberi santunan. Foto | Dokpri
Tim Inti peringatan 10 Muharam 1440 H berfoto bersma. Foto | Dokpri
Tim Inti peringatan 10 Muharam 1440 H berfoto bersma. Foto | Dokpri
Pada acara itu rekan-rekan HDCI Bandung ikut hadir, di antaranya Budiman, Jitang, Hendro, Agung, Jon Erwin, Dida, Andy dan Sulthon. 

Mereka tengah 'ngariung'.  Mereka tengah berdiskusi, membahas berbagai hal yang menyangkut kebutuhan warga berkekurangan.

Terungkap berbagai kegiatan tengah dirancang, seperti program Sungai Citarum Harum. Yaitu, program bersih-bersih sungai tersebut mengingat tingkat pencemaran sungai tersebut sangat memprihatinkan. 

Pihak HDCI Bandung telah mengalokasikan dana untuk Citarum Harum Rp25 juta. Program yang akan dilaksanakan pekan depan adalah bedah mushola di Jalan Braga Bandung.

Komunitas biker merasa prihatin. Di Jalan Braga Bandung ada mushola kecil, tapi sangat dibutuhkan bagi warga Muslim untuk ibadah shalat lima waktu. Selain itu, sesama warga bisa menjalin komunikasi di rumah ibadah itu.

Sungguh, kata Tatang, program HDCI Bandung menggembirakan. Selain konsisten menyantuni anak yatim, menyekolahkan anak yatim hingga perguruan tinggi, -- salah satunya kini kuliah di fakultas kedokteran, -- terus menerus memberi bantuan bagi warga terkena musibah. Bantuan gempa ke Lombok, misalnya. Makanya, kita ikut kumpul dengan teman-teman dari FH'20 Usakti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun