Luarrr biasa. Warga di kawasan Jakarta Timur dalam menyambut arak-arakan api Asian Games 2018, mulai dari Cililitan hingga seputar Taman Mini Indonesia Indah (TMII) pada Rabu pagi hingga siang (15/8/2018). Penulis sempat khawatir jembatan penyeberangan orang di Jalan Taman Mini Raya ambruk lantaran demikian banyaknya warga melihat dari jembatan itu, ditambah lagi sejumlah awak media ikut naik untuk mencari posisi pengambilan gambar terbaik.
Luarrr biasa, memang, suguhan atraksi dari jajaran manajemen TMII dan sejumlah etnis yang ambil bagian dalam gelaran penyambutan api Asian Games. Anak-anak sekolah pun turut serta. Bendera merah putih kecil berkibar, juga bedera lainnya dari sejumlah negara peserta dikibarkan ketika rombongan pengiring api Asian Games melintas.
Rencananya, setelah api Asian Games diistirahatkan di Sasono Langen Budoyo - Taman Mini Indonesia Indah pada Pukul 09.30 lantas diarak ke kawasan Pasar Minggu, Ragunan, Cilandak, Rasuna Said, Medan Merdeka Selatan dan kemudian diinapkan di Balaikota yang sebelumnya disambut oleh Gubernur Anies Baswedan.
Menarik menyaksikan perjalanan api Asian Games 2018. Alasannya, pertama karena demikian tingginya antusias warga Jakarta dalam menyamput perhelatan pesta olahraga terbesar di Asia ini. Kedua, berbagai bentuk kesenian, seperti reok, sisingaan, ondel-ondel tampil ikut memeriahkan.
Spirit kebhinekaan terasa sekali di sini. Olahraga memang bagian dari alat pemersatu bangsa. Olahraga juga bagian tak terpisahkan sebagai alat perekat bangsa. Spirit Asia juga dimaksudkan sebagai energi Asia. Energi itu dalam perwujudannya dalam terminologi olahraga dikenal sebagai citius, altius, fortius.
Yang artinya atlet - sesuai dengan cabang olahraga yang digeluti - harus membuktikan diri sebagai yang lebih cepat, lebih tinggi, dan lebih kuat. Jika atlet bersangkuan sebagai peloncat galah, misalnya, maka ia harus mengejawantahkan kemampuannya sebagai atlet tertinggi.
Demikian halnya untuk gulat atau pun olahraga beregu bisa tampil dalam gelanggan sebagai yang lebih kuat. Untuk pelari dan perenang, ya tentu dia harus lebih cepat di gelanggangnya masing-masing.
Luar Biasa Spirit Untukmu Indonesiaku
Dijamin, Stadion GBK Kuat untuk 50 Tahun Lagi
Kini Stadion GBK Punya Sistem Pencahayaan yang Jauh Lebih Terang
Gelaran pesta olahraga Asian Games 2018 (di Jakarta dan Palembang) memang tinggal menghitung jam, yang rencanya akan dibuka pada 18 Agustus 2018.
Venue untuk beberapa cabang olahraga di Kompleks Olahraga Jakabering Palembang sudah siap menanti untuk digunakan. Kereta api ringan atau light rail trainset (LRT) juga telah siap digunakan setelah diuji-coba Presiden Joko Widodo beberapa pekan lalu. Wuih, keren.
Di Jakarta sendiri, Stadion Gelora Bung Karno, atau kini populer disebut GBK, yang dibangun pada 1958 sudah selesai direnovasi. Stadion ini diperkirakan mampu digunakan selama 50 tahun ke depan, baik untuk event penting bersekala internasional, seperti sepak bola dan hajatan besar lainnya dengan kapasitas penonton sekitar 120 ribu.
Pencahayaan Stadion Gelora Bung Karno (GBK) Senayan kini jauh lebih terang dari sebelumnya dan dapat dipastikan untuk kegiatan Asian Games 2018 mendatang akan memberikan rasa puas bagi para pengunjung.
Stadion ini kini sudah memiliki sistem penyecahayaan berkekuatan 3.500 lux atau dua kali lebih besar dari sebelumnya 1.200 lux. Ada keuntungan lain, sistem pencahayaan ini menggunakan "LED lighting system", sehingga konsumsi listriknya lebih hemat hingga 50 persen dari lampu konvensional dan memiliki kualitas pencahayaan tiga kali lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H