Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Senam Tera, Puasa Jaga Kebugaran dan Perilaku

6 Mei 2018   08:14 Diperbarui: 6 Mei 2018   09:02 686
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pak Ketua tengah memberi aba-aba menarik nafas. Foto | Dokpri

Menjaga kebugaran selama menjalani puasa bukan pekerjaan mudah. Buku berisi nasihat atau petuah di masjid dan musholah yang disampaikan para dai atau ulama tidak akan membuahkan bila orang bersangkutan tidak membuka mata, telinga dan hati.

Ketika seseorang tengah marah dan dicegah untuk menahan diri agar tidak membuat tindakan merusak, akan sulit membuahkan hasil. Sebab, orang bersangkutan tengah tinggi emosinya. Demikian pula bagi seseorang pemalas kemudian diingatkan untuk rajin, tidak bisa dilakukan dengan cara kekerasan. Ujug-ujug mengajak seseorang membuka diri menerima nasihat perlu dilakukan secara persuasif.

Bersenam dalam suasana gembira. Foto | Dokpri
Bersenam dalam suasana gembira. Foto | Dokpri
Jangan malu melepas tawa sambil senam. Foto | Dokpri
Jangan malu melepas tawa sambil senam. Foto | Dokpri
Pak Ketua tengah memberi aba-aba menarik nafas. Foto | Dokpri
Pak Ketua tengah memberi aba-aba menarik nafas. Foto | Dokpri
Mengajak seseorang berbuat baik, sekalipun hal itu menyangkut untuk kepentingan orang bersangkutan, bukan seperti pekerjaan membalik sebelah telapak tangan. Dai dan ulama saja tidak cukup jika tidak dibekali ilmu mumpuni. Apa lagi bila pemberi nasihat itu memiliki perilaku buruk.

Pendek kata, pemberi nasihat bagi seseorang di rumah ibadah - seperti masjid dan mushola - sangat diharapkan yang bersangkutan punya perilaku baik dan dapat diteladani masyarakat. Jadi, penasihat atau dai sayogianya selain memiliki ilmu pengetahuan luas, mumpuni, juga sepak terjangnya dapat dijadikan teladan bagi masyarakat.

Demikian halnya menjaga kebugaran. Dan mumpung dalam waktu dekat akan memasuki puasa di bulan suci, Ramadhan 1439 H, tidak berlebihan jika penulis mengajak bagaimana seharusnya kita menjaga kebugaran tubuh sehingga selama menjalani puasa sebulan penuh badan tidak loyo.

Baca juga:

Lansia Bisa Kurangi Beban Negara

Kisah Pasien BPJS: Kapan Lansia Berobat dengan Nyaman?

Pokoknya, badan harus terasa 'perkasa'

Badan 'loyo' selama menjalani puasa bukan hanya dialami kalangan usia muda, seperti anak muda usia di bawah 40 tahun, tetapi juga lebih sering terjadi pada kalangan orang lanjut usia. Bagi orang lanjut usia jelas (Lansia) mereka mengalami degradasi kesehatan, diawali dari kemunduran sel-sel tubuh, sehingga fungsi dan daya tahan tubuh menurun serta faktor resiko terhadap penyakit pun meningkat.

Karena ototnya baik, cara mengolah pernafasan sempurna, membawa diri jadi bugar. Foto | Dokpri
Karena ototnya baik, cara mengolah pernafasan sempurna, membawa diri jadi bugar. Foto | Dokpri
Pak Sastra, Lansia yang bersemangat menjaga kesehatan. Foto | Dokpri
Pak Sastra, Lansia yang bersemangat menjaga kesehatan. Foto | Dokpri
Ini contoh orang sehat dan bugar. Foto | Dokpri
Ini contoh orang sehat dan bugar. Foto | Dokpri
Pakar kesehatan sepakat bahwa masalah kesehatan yang sering dialami Lansia adalah malnutrisi, gangguan keseimbangan, kebingungan mendadak, dll. Selain itu, beberapa penyakit yang sering terjadi pada Lanjut antara lain hipertensi, gangguan pendengaran dan penglihatan, demensia, osteoporosis, dsb.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun