Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Cemong Melayani Konsultasi Politik

25 April 2018   19:53 Diperbarui: 25 April 2018   23:04 691
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi. Cemong selalu membuka kepada siapa saja untuk konsultasi. Foto | manusiadumay.wordpress.com

**

Belakangan ini Cemong makin sibuk. Ia sering kedatangan tamu tidak dikenal. Kabarnya, kebanyakan berasal dari luar kota. Kadang datang menjelang shalat magrib, kadang ada yang datang pada jam tiga malam. Menjelang shalat Subuh kadang tamu datang dari luar kota.

Suaminya, Irsan bingung. Dikiranya teman-teman alumninya. Awalnya ia maklum, teman-teman kuliah Cemong sedari dulu hingga sekarang kadang datang tidak memperhatikan waktu. Waktu istirahat atau saat tuan rumah tengah berbenah di dapur.

Tapi, ini yang datang adalah para tamu tidak dikenal. Dan, Cemong pun menerimanya dengan ikhlas. Dilayaninya tamu yang berkunjung ke kediamannya satu per satu, saat yang datang bersamaan waktunya.

Irsan, sang suami, akhirnya dapat menerima kenyataan itu. Kalau dahulu tamu yang datang kadang bisa nyelonong langsung ke dapur menemui Cemong, sekarang berbeda. Para tamu terlihat perlente, keren. Pakai mobil mewah. Tetapi tidak langsung menemui Cemong di dapur lagi. Mereka duduk di ruang tamu. Kadang AC di ruang itu tidak sempat dimatikan karena saking banyaknya tamu datang tiba-tiba.

Akhirnya Irsan tahu, para tamu yang datang tidak kenal waktu itu bermakud berkonsultasi dengan Cemong, si isteri tercinta. Irsan memang awalnya bingung karena para tamu yang datang bertanya tentang ini dan itu. Prihal kehidupan dan pembicaraan akhirnya berujung pada konsultasi keikutsertaan si tamu mengenai Pilkada.

"Wah, kok isteri gue jadi begini. Kaya dukun aja," kata Irsan sambil ngedumel seorang diri. Apa lagi di tahun Pilkada, ia khawatir yang berkonsultasi terus membludak.

**

Akhir-akhir ini nama Cemong makin dikenal. Para tetangganya pun baru tahu kala para tamu menanyai kediaman Cemong, bahwa yang dimaksud pemilik nama itu adalah Retno Sariningtias.

"Kalo alamat ini mah rumah Irsan atau Ibu Retno. Bukan Cemong!" kata seorang tetangga meluruskan seorang tamu yang bertanya tentang kediaman Cemong.

Cemong sendiri juga tidak tahu dan paham, mengapa ia sering didatangi tamu. Ia menduga, bisa jadi peristiwa ini terjadi lantaran rekan-rekan sealumninya sering bertanya tentang kehidupan rumah tangga dan pekerjaan yang dihadapi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun