Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Nasi Kuning, Ikan Gabus, dan Lontong Sayur Balikpapan Tidak Boleh Dilupakan

23 Februari 2018   11:15 Diperbarui: 23 Februari 2018   20:30 2245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pelayan tengah melayani pesanan. Foto | Dokpri

Setiap kali menjamu teman-temannya, Salim membawanya ke suatu lokasi kuliner. Termasuk, ya penulis dibawanya ke lokasi itu. Di tempat inilah, ia menjamu para tamu dengan makanan khas nusantara khas Balikpapan, yaitu nasi kuning, ikan gabus dan lontong sayur.   

Soal nasi kuning, sejatinya menu makanan ini sudah banyak dikenal di berbagai daerah. Khususnya bagi etnis Melayu di beberapa kota di Pulau Kalimantan, Provinsi Riau dan Kepulauan Riau.  Di Pontianak, nasi kuning ada sebagian warga yang menyebut sebagai nasi lemak. Saya tak membahas perbedaan nasi lemak dan nasi kuning.

Catatan dari seorang pelayan di rumah makan nasi kuning, disebutkan bahwa cara membuat nasi kuning, material yang dibutuhkan selain beras (misalnya 1 kg) diperlukan santan 900 ml, santan 900 ml, kelapa tua 1 buah, kunyit 5 cm, serai 2 batang, daun salam 4 lembar, jahe 5 cm, lengkuas 2 cm, bawang merah 5 buah, daun pandan 2 lembar dan garam 4 sdt.

Nasi kuning khas Balikpapan, dulu, umumnya banyak dikonsumsi warga pada saat pagi hari sebagai sarapan. Tetapi dalam perkembangan belakangan ini, wisatawan domistik dan mancanegara mengonsumsinya nasi kuning pada saat makan siang dan malam hari.

Jadi, waktunya kapan saja bisa dikonsumsi. Dan kebetulan di tengah kota Balikpapan ada penjualnya. Syah Salim terlihat bersemangat membawa rekan-rekannya ke salah satu rumah makan nasi kuning itu. Namun setelah tiba di lokasi, penulis terkejut.

Mengapa, ternyata di rumah makan tersebut juga disediakan lontong sayur dan menu makanan lainnya, yaitu ikan gabus. Wah, saya pun jadi bingung. Pilih yang mana ya? Nasi kuning, lontong sayur dengan tambahan ikan gabus yang dimasak seperti gule.

Mengingat penulis pernah makan nasi kuning di Banjarmasin, khas makanan yang sudah melegenda di Kalimantan itu, maka pilihan jatuh kepada lontong sayur plus ikan gabus. Lontong sayur ini, jika dibandingkan di Pulau Jawa, mirip-mirip dengan ketupat sayur yang banyak dikonsumsi saat Imlek dan hari Lebaran.

Kesibukan di ruang dapur. Foto | Dokpri
Kesibukan di ruang dapur. Foto | Dokpri
Setelah dicoba, membuat hati penasan. Kok, sedap ya?

Tentu saja, sebagai tamu tidak salah jika ingin tahu lebih lanjut resep makanan ini. Kata pelayan, yang saya panggil dan duduk diajak ngobrol, diungkap bahwa  material yang dibutuhkan adalah selain  750 gram ikan gabus segar (bisa dipotong-potong menjadi tiga), 1 sendok teh air asam Jawa,  1 sendok teh air jeruk nipis,  1 sendok teh garam,  3 sendok makan minyak sayur, untuk menumis, 2 lebar daun jeruk - 1 batang serai, memarkan  1 1/2 liter santan, dari 1 butir kelapa parut 12 buah ketupat, potong-potong.

Lalu, ia menyebutkan bumbu yang dihaluskan terdiri dari 10 siung bawang merah, 4 siung bawang putih  3 butir kemari, 3 sentimeter kunyit, 1 sentimeter jahe, 1 sentimeter lengkuas, 1 sendok teh garam, 1 sendok teh gula pasir,  1/2 sendok teh terasi bakar, 1/2 sendok teh ketumbar, 1/4 sendok teh merica putih butiran, 1/4 sendok teh jintan.

Nah, bagi yang ingin mencoba, silahkan. Dan, tentu jangan dilupakan bahwa itu makanan khas nusantara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun