Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Istrinya Dinikahi Dua Kali

29 Januari 2018   14:29 Diperbarui: 31 Januari 2018   18:23 1299
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi, pernikahan. Foto | medium.com

Maimunah dan Abdin menyambut dengan anggukan kepala. Namun karena terdengar suara azan dari masjid terdekat untuk shalat Asar, pembicaraan pasangan suami isteri dengan KH Hafas ditunda.

"Kita shalat dulu. Abdin ikut saya ke masjid?" KH Hafas meminta kepada suaminya Maimunah sambil beranjak dari duduknya.

***

Usai menjadi imam shalat Ashar, KH Hafas keluar masjid bersama Abidin. Sang kiai minta kepada Abidin untuk bersabar karena isterinya selalu terbakar api cemburu. Apa lagi di pengajian yang sering dihadiri Maimunah, jemaahnya kadang lepas kontrol bicaranya dan akhirnya membicarakan para suami orang lain.

"Suami si anu begitu. Suami si dia, ya begitu. Kaya' di layar kaca, tivi yang menyiarkan selibiriti. Kemarin baru kawin, nggak lama cerai. Punya baju baru, ditampilkan di tivi. Kalau orang nggak tahan iman, isteri-isteri di rumah terpengaruh," kata KH Hafas sambil berjalan.

Abidin yang mendengar KH Hafas bicara seperti itu hanya terdiam. Namun matanya terus menerus memperhatikan bicara sang kiai yang sepertinya menurut Abdin, apa yang diucapkan itu persis seperti yang dialami di dirinya. Boleh jadi Maimunah juga sudah 'termakan" pembicaraan minor orang lain, termasuk terpengaruh pemberitaan 'kawin-cerai' yang sering ditontonnya setiap hari.

Namun baru beberapa langkah meninggalkan masjid, KH Hafas menoleh ke belakang. Di belakang ternyata ada beberapa orang yang mengikuti. Sang kiai menghentikan langkahnya. Dan sambil menunjuk beberapa orang yang dikenalnya, ia minta untuk ikut ke kediamannya.

"Ana mohon bantuan. Antum mampir ke rumah ana sebentar?" KH Hafas sambil menunjuk beberapa orang untuk ikut ke rumahnya yang kemudian dijawab dengan anggukan kepala sebagai tanda mengiyakan.

Dan, sesampai di rumah KH Hafas memanggil Maimunah untuk duduk di ruang tamu. Lima orang anggota Jemaah shalat ashar tadi juga sudah duduk di kursi. Kepada para tamu, Abidin dan Maimunah dijelaskan bahwa kehadiran di ruang itu, akan dimanfaatkan untuk menikahkan Abidin dan Maimunah.

"Ini bukan pernikahan seperti ketika kalian nikah dulu, 10 tahun lalu. Tapi, ini sebagai nikah diperbarui," KH Hafas menjelaskan yang disambut anggukan kepala pasangan suami isteri itu. Sementara sang tamu diam saja.

"Dan tamu, yang barusan ana minta hadir di sini, adalah sebagai saksi. Tapi, ingat nikah ini tidak perlu dicatatkan lagi di kantor urusan agama atau KUA," KH Hafas memberi penjelasan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun