"Saya orang yang termasuk menentang soal katering dengan cara prasmanan. Itu dulu. Tapi, sekarang tidak," katanya kepada penulis.
Lalu ia dipinjami mobil agar pergerakannya lebih leluasa. Ia memang memisahkan diri dari rombongan, bermaksud menjumpai putrinya, Dian Islamiaty di salah satu hotel di kota Mekkah. Saat itu, ia mengaku rindu dengan putrinya itu karena mantan reporter salah satu TV di Jakarta sudah lama tak jumpa. Dian memang lama berada di Australia.Â
Sayangnya, di luar dugaan, semua ruas jalan di kota Mekkah macet. Pengawasan oleh otoritas setempat diperketat. Askar atau petugas keamanan bertebaran di berbagai tempat. Maklum, saat itu, penyelenggaraan ibadah haji tengah memasuki puncaknya.
AM Fatwa bersama sekretarisnya menginap di salah satu hotel dekat Masjidil Haram. Di hotel itu, ternyata penuh dengan jemaah. Namun pencarian putrinya belum juga membuahkan hasil.
Ia bercerita, di hotel itu, masih saja kesulitan mencari putrinya. Sebab, petugas hotel tak mencatat siapa dan di kamar mana setiap orang menginap. Petugas hotel hanya tahu berapa banyak orang menginap di setiap kamar. Karena petugas hotel tahu dan kenal bahwa AM Fatwa pernah diundang pemerintah setempat, Raja Abdullah pada musim haji tahun lalu, maka ia pun diupayakan mendapat tempat untuk istirahat.
Petugas hotel sebelumnya meminta maaf karena tak dapat memberikan pelayanan optimal. Fatwa mengaku ditempatkan bersama beberapa orang Malaysia satu kamar. Di situ ia mengaku tak dapat tidur. Malah keluar dan duduk di lobi hotel seorang diri.
Sementara sekretarisnya pergi ke Masjidil Haram, bertawaf dan alhamdulllah dapat mencium Hajar Aswad. Fatwa mengaku tak bisa tidur dengan orang Malaysia meski sama-sama rumpun Melayu. Sebab, ia masih ingat hubungan "panas-dingin" dengan negara jiran itu.
Maklum, ketika itu, Malaysia belum minta maaf atas klaim lagu-lagu asli dari Indonesia.
"Saya, ya jadi susah juga," ungkapnya.
Barulah pada pagi hari ia dapat berjumpa dengan puterinya dalam keadaan ngantuk dan lelah karena semalaman tak bisa tidur. Pria asal Bone nampak kusut. Topi putih yang dikenakannya juga terlihat kusam. Switer yang dikenakan untuk menghalau rasa dingin di malam hari sudah tak diperlukan lagi.
"Panas!" seru Fatwa sambil melepas sweeter dari badannya.