Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Menghadirkan Jurnalistik Anomali, Perlukah?

19 November 2017   06:56 Diperbarui: 21 November 2017   19:06 996
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sesuai namanya, dalam bekerja reporter pun tak perlu diatur terlalu ketat. Seperti harus mewawancarai narasumber kompeten. Sejauh narasumber itu bisa dipertanggungjawabkan di hadapan publik, maka bisa diangkat menjadi berita.

Akal sehat tak perlu bermain dalam mengolah berita. Hasilnya berupa kebencian dari kelompok tertentu, itu tak penting. Adanya sebuah kekonyolan dari berita yang disuguhkan pun tak perlu ditakuti. Semisal, dipanggil pihak berwajib.

Sebab, jurnalistik anomali bekerja demikian adanya. Tiang listrik saja bisa dijadikan berita utama. Diawali dengan para reporter ramai-ramai mewawancarai tiang listrik yang ditabrak sang sopir merangkap jurnalis tatkala membawa Setya Novanto, sang Ketua DPR RI yang terhormat itu.

Jagat jurnalistik anomali kini lebih mewarnai pers. Terutama dunia maya yang terasa ramai pada beberapa hari lalu. Ke depan, kita tengah menantikan anomali berikutnya. Akankah membuat anak bangsa terasa terhibur dengan kelucuan yang dihadirkannya?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun