"Saya mengajari pasien mengisi formulir, membayar iuran hingga urusan mengantre bagi para pasien anggota BPJS," Ade menceritakan ikhwal bagaimana upaya menyadari warga miskin pentingnya menjadi anggota BPJS.
Menjadi relawan BPJS adalah panggilan hati. Ia sendiri kehidupannya tidak mewah, tetapi cukup. Jadi relawan bukan berarti seenaknya membimbing dan membatu para pasien. Ada panduan dan ketentuannya. Ia sendiri bekerja atas dukungan pak camat, tempat Ade berdomisili.
Di Kabupaten Bogor, seingatnya ada 40 kecamatan. Setiap kecamatan menunjuk beberapa orang menjadi relawan BPJS. Mereka dibekali surat dan diketahui manajemen rumah sakit setempat. Dengan demikian, Ibu Ade dan rekan-rekannya bekerja tidak di wilayah "abu-abu" yang berpotensi diberi stigma telah menerima gratifikasi.
Ibu Ade dan rekan-rekannya memang telah banyak makan asam garam dalam membantu pasien. Di desa banyak orang miskin butuh pertolongan. Mereka dari sisi ekonomi masih memiliki kemampuan untuk membayar iuran, namun belum melek kesehatan. Apa lagi warga usia lanjut dan miskin.
"Saya sering mendatangi orang miskin di kediamannya. Mereka diberi pemahaman tentang pentingnya menjaga kesehatan," kata relawan lainnya yang tak mau disebut jati dirinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H