Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Seriusnya Pembangunan Infrastruktur "Asian Games 2018"

10 Oktober 2017   08:59 Diperbarui: 10 Oktober 2017   20:42 3165
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Presiden Joko Widodo meninjau pekerjaan renovasi dan rehabilitasi kompleks Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, Jumat (2/12/2016). Dalam tinjauan ini, Jokowi didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.(Dokumentasi Biro Komunikasi Publik Kementerian PUPR).

 

"Kita membangun infrastruktur itu juga untuk kepentingan kemajuan bangsa di masa depan, khususnya di bidang olahraga," kata Presiden Joko Widodo di hadapan Rapat Terbatas Kabinet di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Selasa, medio April 2017 silam.

Ucapan Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, tentu akan tercatat dalam ingatan para pecinta olahraga karena demikian besar perhatiannya terhadap olahraga di Tanah Air. Apalagi pernyataan itu terkait dengan perisiapan Indonesia menghadapi Asian Games yang bakal digelar tanggal 18 Agustus - 2 September 2018.

Pesta olahraga multi event Asian Games 2018 itu akan mengambil dua tempat: Jakabaring (Palembang) dan Jakarta. Indonesia pernah menjadi tuan rumah Asian Games ke-4, di Jakarta 24 Agustus -- 4 September 1962.

Sebanyak 1.460 atlet dari 16 negara ambil bagian untuk bertarung pada 15 cabang olahraga (cabor).  Untuk Asian Games 2018 di Indonesia, sebagaimana keputusan Rapat Koordinasi Komite Asian Games 2018 (Corcom AG2018) yang diikuti Inasgoc dan Dewan Olimpiade Asia (OCA), Senin (6/3/2017), Asian Games 2018 yang bakal digelar di Jakarta dan Palembang, akan mempertandingkan 484 nomor dari 42 cabang olah raga.

Untuk saat ini Pemerintah, seperti disebut Jokowi, tengah fokus membangun infrastrukturnya. Pembangunan fisiknya dikerjakan untuk kemajuan bangsa ke depan. Dan, untuk menyelesaikan pembangunan infrastur olahraga ini, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendapat mandat untuk menyiapkan venue pertandingan.

Venue pertandingan itu berada di Komplek Gelora Bung Karno (GBK) Senayan, Jakarta dan Jakabering, Palembang. Termasuk pula rumah susun kelas Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) sebagai akomodasi para atlet selama even berlangsung, di kawasan Wisma Kebayoran dan Jakabaring.

Hal itu sesuai dengan Instruksi Presiden (Inpres) No 2 tahun 2016 tentang Dukungan Penyelenggaraan Asian Games XVIII Tahun 2018.

Dalam Inpres tersebut ditegaskan, Kementerian PUPR melaksanakan pembangunan dan rehabilitasi prasarana dan sarana olahraga dan penataan kawasan di Komplek Gelora Bung Karno Senayan, Jakarta.

Kementerian itu juga diperintahkan membangun rumah susun sewa bagi warga berpenghasilan rendah yang sementara waktu selama pelaksanaan Asian Games XVIII Tahun 2018 digunakan sebagai wisma atlet di Komplek Kemayoran, Jakarta dan Komplek Olahraga Jakabaring, Palembang.

Presiden menilai bahwa Asian Games 2018 sebagai momentum untuk memberikan manfaat besar bagi kepentingan bangsa. Terkait itu, ada tiga pokok yang menjadi fokus perhatian; Pertama adalah masalah infrastruktur. Kedua, masalah kesiapan kontingen asal Indonesia. Dan ketiga, masalah transportasi para atlit, baik dari dalam maupun luar Indonesia.

"Saya ingin semuanya tepat waktu. Ini sebagai bentuk kesanggupan kita sebagai tuan rumah," tegas Presiden ketika itu.

Jokowi berharap semua pihak yang berkaitan dengan persiapan Asian Games ke-18 ini bisa saling berkoordinasi dengan baik satu sama lain. Menurutnya, segala perkembangan dan masalah di lapangan harus rutin diinformasikan satu sama lain agar bisa ditangani dengan cepat.

Tadak kalah pentingnya, Presiden juga berpesan agar Indonesia tak sekedar hanya menjadi tuan rumah penyelenggaraan perhelatan olahraga bergengsi ini, tapi juga memanfaat Asian Games 2018 menjadi ajang promosi pariwisata secara besar-besaran di dunia internasional.

"Saya minta peluang ini ditangkap sebaik-baiknya, diintegrasikan dengan promosi untuk negara, untuk kunjungan destinasi wisata yang sudah beberapa tempat yang kita siapkan," pinta Presiden.

***

Mendapat mandat (Inpres No. 2/2016), Kementerian PUPR pun bergegas. Menteri Basuki Hadimuljono, selaku pimpinan utama PUPR  menugaskan  Direktorat Jenderal Cipta Karya menangani pembangunan 12 venue olahraga, training facilities, penataan kawasan GBK Senayan Jakarta. Sementara itu, Direktorat Jenderal Penyediaan Perumahan bertugas menyediakan tempat  untuk tinggal para atlet; wisma Kemayoran (Jakarta) dan Jakabaring (Palembang).

Untuk venue, Pemerintah mengalokasikan dana sebesar Rp2,8 triliun rupiah yang dilaksanakan melalui mekanisme pendanaan tahun jamak (multiyears) dan terbagi dalam 2 tahun anggaran kegiatan yaitu Tahun Anggaran 2016 dan Tahun Anggaran 2017. Dari 12 venue olahraga di kawasan olahraga GBK Jakarta, terdapat 3 venue yang telah selesai pembangunannya, yaitu lapangan panahan, lapangan hoki, dan lapangan sepak bola A/B/C.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mendorong percepatan penyelesaian penataan kawasan GBK, rampung tahun 2017.

"Saya optimis seluruh pekerjaan di kawasan GBK akan selesai secara paralel dan siap digunakan untuk test event pada Februari 2018, " tutur Basuki.

Direktur Jenderal Cipta Karya, Sri Hartoyo pun berjibaku mengejar target pembangunan yang sesuai standar teknis yang ditetapkan oleh Olympic Council of Asia (OCA). Ada sejumlah venue yang harus disiapkan; renovasi stadion utama GBK, pembangunan training facility GBK, Renovasi stadion renang (aquatic), renovasi istana Olahraga (Istora), renovasi stadion tenis indoor dan tenis outdoor center court, Renovasi stadion madya, gedung basket, lapangan baseball dan softball.

Selain itu juga penataan kawasan GBK zona 1 dan zona 2. Dalam perjalanan, di bulan Maret 2017, PUPR mendapat empat tambahan tugas; yaitu pembangunan venue jetski dan layar di Ancol, serta elevated parking dan cofftea atau hutan kota di Kompleks GBK. Keempat pekerjaan tambahan ini membutuhkan dana sekitar Rp 250 miliar.

Sokongan datang dari Wakil Presiden Jusuf Kalla selaku Ketua Penyelenggara Asian Games 2018. Dalam beberapa kesempatan, Wapres melakukan kunjungan ke lokasi; baik di komplek Gelora Bung Karno, Wisma Kemayoran di DKI Jakarta, maupun Jakabaring di Palembang.

Wapres mendorong semua pihak mendukung Indonesia mengulang sejarah kesuksesan penyelenggaraan Asian Games ke-4 Tahun 1962. Hanya saja, kali ini, Wapres merujuk ukuran keberhasilan yang diharapkan merujuk pelaksanaan Asian Games di Incheon, Korea Selatan tahun 2014. Pesta olah ini mempertandingkan 437 nomor pada 36 cabang olah raga. Event tersebut diikuti oleh 9.501 atlet yang berasal dari 45 negara.

***

Mendapat tantangan besar itu, Menteri Basuki dan jajarannya di PUPR --khususnya Ditjen Cipta Karya yang dipimpin Sri Hartoyo dan Ditjen Penyediaan Perumahan dibawah kendali Syarif Burhanuddin---menyatakan optimisme. Mereka bertekad, seluruh pekerjaan infrastruktur terkait Asian Games bakal selesai sesuai tenggat yang telah dicanangkan, akhir Desember 2017. Bahkan, beberapa fasilitas sudah lebih cepat dari jadwal. Antara lain; venue, lapangan, dan panahan.

Sebagaimana harapan Wakil Presiden Jusuf Kalla, semua infrastruktur Asian Games 18, dikerjakan dalam standar kualitas dan waktu yang telah ditentukan.

"Pandangan kami semua memenuhi syarat kualitas dan syarat waktu," kata Jusuf Kalla, Minggu, 26 Maret 2017, di wisma atlet Kemayoran, Jakarta.

Untuk itu, Wapres telah berkeliling dan memeriksa secara langsung venue di kawasan Gelora Bung Karno, velodrome Rawamangun, pacuan kuda Pulo Mas, serta wisma atlet Kemayoran. Kalla mengatakan dua syarat (kualitas dan waktu) pembangunan venue itu sangat penting dipenuhi. Tidak ada artinya kualitas bagus namun tidak tepat waktu. Begitu juga pembangunan tepat waktu tidak boleh berkualitas venue jelek.

"Ini kita lihat sudah memenuhi syarat kualitas dan waktu. Insya Allah terpenuhi," kata Kalla.

Wapres menuturkan, besarnya anggaran yang dikeluarkan pemerintah merupakan bagian dari belanja modal atau capital expenditure.

Dalam hal ini, kata dia, pemerintah melakukan investasi jangka panjang terhadap infrastruktur yang nantinya dapat digunakan di kemudian hari.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun