Stadion Gelora Bung Karno, atau kini populer disebut GBK, yang dibangun pada 1958 diperkirakan masih mampu untuk digunakan selama 50 tahun ke depan, baik untuk event penting bersekala internasional, seperti sepak bola dan hajatan besar lainnya dengan kapasitas penonton sekitar 120 ribu.
Stadion kebanggan Indonesia itu kini tengah dipersiapkan untuk menghadapi hajatan besar Asian Games 2018. Pihak kontraktor memperhitungkan bangunan tersebut kuat (tahan) untuk masa pakai selama 50 tahun ke depan.
Hal tersebut terungkap pada pertemuan jajaran Direksi Badan Layanan Umum Pusat Pengelola Komplek Gelora Bung Karno (PPKGBK) dan Pusat Pengelola Komplek Kemayoran dengan kalangan "dedengkot" wartawan olahraga senior, Siwo PWI '80 di Jakarta, Jumat siang.
Pada pertemuan "nostalgia" Siwo PWI '80 itu, wartawan senior Rudi Novrianto bertindak sebagai pemandu acara.
Seusai pertemuan, "kangen-kangenan" dan dialog dilanjutkan dengan peninjauan ke lapangan atau tempat cabang olahraga yang akan digunakan pada Asian Games mendatang. Lalu, dilanjutkan pertandingan persahabatan antara tim Siwo '80 dengan jajaran Direksi GBK di lapangan ABC Senyan.
Indonesia pada pesta olahraga se-Asia itu ditargetkan masuk dalam 10 besar. Ini adalah target dan diharapkan para atlet bisa mengukir prestasi jauh lebih baik.Â
"Kita juga ingin sukses dalam penyelenggaraan ini, juga sukses dalam merenovasi sejumlah venues," kata Winarto, Direktur Utama PPKGBK.
Ia sepakat dengan para wartawan olahraga agar Indonesia sebagai tuan rumah tidak boleh miskin prestasi. Prestasi sudah menjadi keharusan, namun sukses penyelenggaraan dan renovasi pun harus pula berjalan paralel.
Menuntaskan pekerjaan renovasi menjadi bagian penting untuk mendukung agar pelaksanaan Asian Gemes dapat berjalan lancar. Fasilitas GBK nanti akan jauh lebih baik. Perubahan sudah dilakukan di berbagai tempat tanpa harus merusak beberapa bagian bangunan bersejarah (heritage). Progres renovasi GBK kini diperkirakan sudah 80 persen.
Dukungan kehadiran information and communication technology (ICT) juga ikut menuntukan suksesnya Asian Games di Jakarta itu. Untuk itulah sekurangnya kini telah dibangun 18 menara Base Transceiver Station (BTS) di beberapa titik. Belum lagi dukungan fasilitas kerja bagi kalangan jurnalis dari berbagai mancanegara.
Meski GBK sudah diperhitungkan aman untuk digunakan selama 50 tahun ke depan dan masih kuat, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan sejumlah kontraktor kini tengah menambah penguatan pada atap bangunan stadion. Kabel sling sudah dipasang. Hal ini dimaksudkan agar beban dari atas tidak terganggu ketika digunakan untuk menempatkan peralatan atau asosoris. Pihaknya sudah memperhitungkan berapa ton beban yang sanggup disanggah.
"Beban maksimal 30 ton masih mampu," ungkap Winarto.
Pada masa reformasi (1998), nama stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.Â
Gedung olahraga ini dibangun mulai 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962 dan diresmikan pada 24 Agustus 1962. Pembangunan diperoleh dana kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Dengan dana yang cukup besar tersebut itu menjadikan gelanggang olahraga ini sebagai stadion sepak bola terbesar di Indonesia.
Pihak PPKGBK mengaku merasa terbantu dalam pelaksanaan renovasi bangunan ini. Sebab, as built drawing atau gambar dan data pendukung bangunan awal GBK sangat detil tersaji lengkap. Hal ini memudahkan para pekerja kontruksi di lapangan.
Sungguh pun demikian, antisipasi berbagai kejadian buruk pun sudah diperhitungkan. Seperti kemungkinan adanya teroris atau tindakan aksi dari sekelompok orang tak bertanggung jawab. Bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk mengamankan penonton sudah dilakukan.
Dukungan teknologi informasi kini sangat membantu. Meski begitu, kita berharap pelaksanaan Asian Games di Jakarta nanti berlangsung sukses. Sukses dari sisi prestasi, pelaksanaan dan renovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H