Meski GBK sudah diperhitungkan aman untuk digunakan selama 50 tahun ke depan dan masih kuat, pihak Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan sejumlah kontraktor kini tengah menambah penguatan pada atap bangunan stadion. Kabel sling sudah dipasang. Hal ini dimaksudkan agar beban dari atas tidak terganggu ketika digunakan untuk menempatkan peralatan atau asosoris. Pihaknya sudah memperhitungkan berapa ton beban yang sanggup disanggah.
"Beban maksimal 30 ton masih mampu," ungkap Winarto.
Pada masa reformasi (1998), nama stadion ini dikembalikan kepada namanya semula melalui Surat Keputusan Presiden No. 7/2001.Â
Gedung olahraga ini dibangun mulai 24 Agustus 1962 sebagai kelengkapan sarana dan prasarana dalam rangka Asian Games 1962 dan diresmikan pada 24 Agustus 1962. Pembangunan diperoleh dana kredit lunak dari Uni Soviet sebesar 12,5 juta dollar AS yang kepastiannya diperoleh pada 23 Desember 1958. Dengan dana yang cukup besar tersebut itu menjadikan gelanggang olahraga ini sebagai stadion sepak bola terbesar di Indonesia.
Pihak PPKGBK mengaku merasa terbantu dalam pelaksanaan renovasi bangunan ini. Sebab, as built drawing atau gambar dan data pendukung bangunan awal GBK sangat detil tersaji lengkap. Hal ini memudahkan para pekerja kontruksi di lapangan.
Sungguh pun demikian, antisipasi berbagai kejadian buruk pun sudah diperhitungkan. Seperti kemungkinan adanya teroris atau tindakan aksi dari sekelompok orang tak bertanggung jawab. Bagaimana dan apa yang harus dilakukan untuk mengamankan penonton sudah dilakukan.
Dukungan teknologi informasi kini sangat membantu. Meski begitu, kita berharap pelaksanaan Asian Games di Jakarta nanti berlangsung sukses. Sukses dari sisi prestasi, pelaksanaan dan renovasi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H