Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Istithaah Kesehatan bagi Jemaah Haji Belum Mujarab

12 September 2017   16:18 Diperbarui: 12 September 2017   22:43 2066
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jemaah wafat kebanyakan disebabkan penyakit jantung (224 orang). Dan hingga kini Jemaah dari embarkasi Surabaya menempati urutan teratas Jemaah yang wafat (88 orang), disusul Bekasi (66), Solo (63) dan Batam (59). Sedangkan haji khusus 18 orang.

Jika melihat lokasi wafatnya Jemaah, di Mekkah urutan pertama (303), Mina (64), Arafah (19), Muzdalifah (3). Ini menggambarkan, saat puncak haji adalah saat-saat genting bagi Jemaah usia lanjut.

Jumlah jamaah haji yang wafat pada 2014 sebanyak 297 orang. Tahun-tahun sebelumnya tercatat pada 2013 sebanyak 236 orang, pada 2012 sebanyak 428 orang.

Pada 2016 tercatat yang wafat mencapai 390 orang. Angka itu,  jauh lebih kecil jika dibandingkan pada 2015. Pada 2015 jumlah jemaah haji yang meninggal dunia sebanyak 590 orang.  

Jika melihat angka-angka ini, jumlah Jemaah haji Indonesia yang wafat pada 2017 ini sudah melampaui angka yang wafat pada 2012.

Screenshot Pribadi.
Screenshot Pribadi.
***

Haji Suparman (bukan nama sebenarnya) baru saja kembali dari Tanah Suci. Ia berangkat pada gelombang pertama, kelompok terbang awal, dan kini baru beberapa hari berada di kediamannya.

Usai sahalat berjemaah Subuh, pada Selasa pagi, di dalam mushola, oleh rekan-rekannya ia dimintai komentarnya seputar perjalanannya menunaikan ibadah haji. Juga diminta untuk membaca doa agar rekan-rekannya yang shalat di mushola terdekat di kediamannya itu dapat juga dipanggil Allah untuk menunaikan ibadah haji.

Yang menarik dari cerita Pak Haji yang baru menunaikan ibadah rukun kelima itu adalah tentang rekannya yang usia jauh lebih muda. Rekannya yang berasal dari Depok, Jawa Barat, punya perawakan besar dan gagah. Pandai pula mengajinya.

Tatkala berada di Masjidil Haram, ia mampu menyelesaikan baca Alquran dalam hitungan jari. Ia pun bisa menyelesaikan umrah sampai 11 kali ketika berada di Mekkah.

Sayangnya, kata rekan saya itu, pada saat puncak haji -- Arafah, Muzdalifah dan Mina -- kondisi fisiknya menurun drastis. Seusai menjalankan seluruh rangkaian ibadah di Arafah dan menjelang pelaksanaan melempar jumrah, warga dari kawasan Depok itu tak kuasa lagi. Ia lunglai lemas dan tak dapat tertolong hingga wafat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun