Sebatang rokok di tangannya tak pernah lepas dari jepitan jari tangan kanannya. Sebentar-sebentar ia membakar rokok kretek, sementara batangan rokoknya yang belum habis diisap dibuang begitu saja di samping gendang.
Beruntung gendang tak pernah kesundut rokok yang sering dihisapnya. Sehingga, jika disentuh alat pemukul yang di jepitan kayu suara gendang tetap nyaring. Sedangkan alat musik lain yang selalu akrab menemani sehari-hari berupa gitar tradisional selalu berada di pangkuannya.
Bagi etnis Dayak, gitar tradisional ini disebut penting. Ada sedikit kemiripan dengan alat gitar dari Arab yang disebut gambus. Cuma ukurannya lebih kecil. Sedangkan gendang oleh masyarakat setempat disebut gemer. Bentuk dan ukurannya relatif sama dengan gendang yang sering digunakan etnis Sunda atau Jawa.
Di lokasi itu, ia disediakan tempat duduk berupa kursi kecil terbuat dari kayu butut dilengkapi payung agar terhindar dari panasnya terik kota Tenggarong.
Gitar dan gendang adalah dua alat musik setia sehari-hari. Di emperan atau tepatnya persis di samping bangunan museum megah ia dengan setia memainkan musiknya untuk menghibur para pengunjung yang hendak masuk ke kawasan penjualan oleh-oleh khas Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) dan daerah sekitarnya.
Mengenakan pakaian ala kadarnya, lengan pendek dan telana panjang kumel, sang tuna netra ini bernyanyi diiringi dua alat musiknya. Saat itu, alat pemukul jepit yang biasa diinjak tatkala memainkan gitar sambil nyanyi tengah rusak.
"Belum dibetulkan," ujar Lam Him kepada penulis yang menjumpainya di bawah payung besar berwarna-warni pada Ahad lalu.
Bagi Lam Him, musik tradisional yang dimainkan seluruhnya berciri khas Dayak. Ia sejak kecil sudah mengenal musik ini. Baginya, musik kini bisa memberikan rejeki padanya. Ia yakin betul mengenai hal itu. Sebab, selama ia mengamen di emperan museum tersebut dirinya tak merasa kekurangan.
Ia tak mau mengungkap tentang keluarga dan sanak saudaranya. Tetapi Lam Him menyatakan sudah bertekad akan melestarikan musik khas Dayak yang dimainkan hingga akhir hayatnya.
"Saya mencintai musik ini," ia menegaskan.