Tim silence ini dibentuk berdasarkan pengalaman-pengalaman sebelumnya. Sebab, selalu saja ada calon Jemaah haji tak bisa mengenakan pakaian ihram. Resikonya, ketika dikenakan pakaian itu melorot. Bisa membuat 'malu', karena ada barang menempel harus tetap dalam keadaan tersembunyi.
Namun ada pula calon Jemaah haji punya kebiasaan seperti di tanah air. Seperti yang dipahami sang Juragan Penggede. Toh, pakaian dalam yang dikenakan tidak bakal dapat diketahui orang. Ini kan wilayah privasi dan sifatnya individu.
Nah, dalam kaitan inilah pentingnya tim silence. Tim ini kerjanya hanya memeriksa setiap anggota yang menjadi kelompok bimbingannya, apakah sudah benar atau tidak mengenakan ihram. Termasuk larangan mengenakan pakaian berjahit.
Caranya, setiap anggota tim silence menepuk pantat setiap Jemaah yang sudah mengenakan ihram. Kalau dia terasa mengenakan pakaian dalam berjahit, akan terasa wilayah segitiganya.
Alhamdulillah, dari 60 orang yang menjadi anggota kelompok bimbingan hajinya sepuluh orang diantaranya tertangkap tangan mengenakan segitiga pengaman. Artinya, tak paham tata cara berihram. Terbukti, masih mengenakan celana dalam.
Ya, termasuk di dalamnya sang Juragan Penggede yang telah menularkan pemahamannya kepada rekan-rekannya itu. Bagi ustadz Rohmat, hal ini adalah bagian kegagalan dalam membimbing ibadah haji.
Karena itu ia lantas memaksakan diri berdialog dengan sang Juragan Penggede. Katanya: "Kalo ente masih pake pemahaman sendiri dalam ibadah haji, lebih baik secepatnya keluar dari kelompok ini."
Belum sang Juragan Penggede mengeluarkan argumentasinya, ustadz Rohmat cepat-cepat memotong kalimatnya. "Kalo mau adu argumentasi, sekarang bukan tempat dan waktunya."
"Dalam ibadah haji, apalagi di tanah suci ini, bukan sarana untuk beradu pendapat, berdebat. Jangan riya, sombong karena mampu bayar ongkos yang melebihi orang lain," katanya lagi sambil meninggalkan sang Juragan berdiri mengenakan ihram dengan pakaian dalam belum juga dicopot.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H