Sedangkan jumlah petugas haji pada 2017 ini sekitar 3.250 orang, terdiri dari petugas kelompok terbang (kloter) yang menyertai jamaah, petugas nonkloter (PPIH Arab Saudi) dan petugas tenaga musiman (temus).
Melihat realitas itu, maka jelas jumlah anggota jemaah haji dan petugas sangat tidak memadai. Kuota jemaah haji bertambah 31 persen sedangkan petugas haji bertambah 13 persen. Angka itu jelas bukan sebuah perbandingan yang seimbang, sehingga butuh kerja keras dari semua petugas haji.
Dari data Sistem Informasi dan Komputerisasi Haji Terpadu atau SISKOHAT jumlah anggota Jemaah usia 61 tahun ke atas mencapai 52.746 orang atau sekitar 26 persen Jemaah haji merupakan kategori usia lanjut yang tentu akan membutuhkan "pelayanan khusus".
***
Syekh Zuher Abd Hamid Sedayu, mantan Ketua Muassasah (panitia penyelenggara haji yang ditunjuk Kerajaan Arab Saudi) Asia Tenggara, pernah menyatakan, pemerintah Kerajaan Arab Saudi terus menerus menyempurnakan dan memperbaiki seluruh fasilitas penyelenggaraan ibadah haji.
Sudah puluhan tahun melayani jamaah haji asal Indonesia. Pihaknya tahu tahu keinginan atau keperluan yang harus diberikan kepada jamaah haji asal Indonesia. Sudah terbuasa memberikan pelayanan kepada Jemaah negara lain yang rutin memberangkatkan jamaahnya. Dan ia tidak pernah membedakan pelayanan terhadap jamaah dari setiap negara. Setiap negara memiliki karakter dan keinginan berbeda dan semuanya bisa dilayani dengan baik.
Syekh Hamzah Azhari, yang pernah menjadi perwakilan dari Maktab mengaku tidak merasa malu membersihkan WC di kawasan Arafah. Ini mengandung maksud bahwa semua manusia harus merendahkan diri kepada Allah. Membersihkan tempat kotor bermakna agar diri tak sombong di hadapan Allah.Â
Melihat gambaran di atas dan realitas semangat melayani tamu Allah, tidak ada alasan petugas PPIH Arab Saudi mengurangi pelayanan kepada anggota jemaah haji.Â
Jelas volume pekerjaan banyak dan harus diselesaikan setiap harinya. Jam kerja petugas haji tidak terbatas. Semua harus siap bekerja 24 jam per hari, Tidak ada waktu khusus untuk bersitirahat, petugas harus bisa mengatur waktu dengan baik agar badan tetap bugar dan selalu siap melayani Jemaah setiap saat.
Cuaca Arab Saudi tahun ini diperkirakan masih tidak bersahabat. Suhu udara di Makkah dan Madinah pada Juli dan Agustus 2017 diperkirakan di atas 40 derajat Celsius dan kelembaban udara yang sangat rendah, tentu bukan suhu udara yang 'familiar' bagi warga Indonesia dan akan menguras stamina para petugas.
Selain itu, petugas juga dihadapkan dengan panas terik yang menyengat, harus siap menghadapi hembusan kuat angin bercampur pasir. Dengan kondisi seperti itu, maka jelas membuat fisik petugas rentan terkena penyakit, baik sesak nafas, batuk, dan berbagai jenis penyakit lain yang diakibatkan kondisi tubuh melemah.