Maklum, Pukul 17.00 hingga 19.00 WIB adalah jam besuk. Saat itu banyak para ibu membesuk anggota keluarganya. Suara ibu-ibu terasa ramai, bagai pasar tradisional dengan suara gelak tawa dan sedih. Ada di antara para pengunjung itu bercakap-cakap menggunakan bahasa daerah: Jawa, Batak, Sunda, Palembang dan Betawi.
Ada di antara pengunjung terlihat sedih  karena anggota keluarganya wafat. Ada yang terlihat senang karena menyaksikan pasien yang baru dibesuk kembali sehat, operasinya berhasil dan diizinkan manajemen rumah sakit untuk kembali ke kediamannya masing-masing.
Tak kalah seru jika menyaksikan para bapak menggendong bayi. Para bapak ini menemani isterinya untuk melakukan kontrol di Poli Kebidanan dan Kandungan. Sebelumnya para bapak dan ibu melakukan pendaftaran di lantai dasar rumah sakit setempat. Setelah mendapat kepastian hari dan jam pemeriksaan, barulah mereka naik ke lantai tiga.
Pasalnya, sang bapak terlihat merasa khawatir tentang kesehatan ibu sang bayi. Di saat yang sama, kadang bayi menangis dan butuh sang ibu untuk diberikan ASI.
"Wah, rese'. Nyebelin nih Satpam," keluh seorang bapak berusia muda.
Akibatnya, sering terjadi "main kucing-kucingan". Tatkala Satpam menjauh, sang bapak baru bisa leluasa masuk ke ruang untuk menjumpai isterinya. Ia kembali mengambil peran ibu, menggendong sang bayi kesayangan.
Dari gambaran aktivitas sang suami mendampingi isteri selama di rumah sakit ini, saya dapat memetik pelajaran bahwa jika saja kasih sayang sang bapak itu dapat terus terpelihara maka potensi lahirnya keluarga sakinah, mawaddah dan warrahmah - damai, tentram dan saling mencinta, dan menyayangi - dapat terwujud.
Siapa pun sering mendengar bahwa seorang bapak adalah pemimpin dalam keluarga, pendorong dan pemberi motivasi anak guna menumbuhkan rasa ingin tahu, mendisiplinkan anak agar menjadi anak sholeh dan sholeha.
Anak tak cukup diberi tahu, dilengkapi pendidikannya, dicukupi sandang dan pangan. Tetapi perlu kasih sayang. Terlebih, anak adalah peniru ulung. Untuk itu, ayah atau bapak dan ibu wajib memberi teladan yang baik bagi anak-anaknya. Sehingga diharapkan anak-anaknya pun bisa tumbuh menjadi anak yang berbudi pekerti luhur.
Anak adalah amanah. Ia juga jadi penentu masa depan bangsa. Pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) di Pekanbaru, Riau, Presiden Joko Widodo atau Jokowi hadir. Penting ditekankan, keluarga merupakan awal mula pembentukan kematangan individu dan struktur kepribadian seorang anak.