Kini orang yang merasa kaya, miskin dan berpenghasilan pas-pasan memiliki hak yang sama, untuk memenuhi panggilan Allah.
Karena itu sungguh beruntunglah bagi para Calhaj yang dapat menunaikan ibadah haji tahun ini.
Jika disimak dari rilis Ditjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kementerian Agama (Ditjen PHU Kemenag), dari kuota 221 ribu, sebanyak 204 ribu di antaranya diperuntukan bagi haji reguler dan 17 ribu bagi jemaah haji khusus.
Distribusi haji reguler dilakukan dengan berpedoman pada data kependudukan warga Muslim dari Badan Pusat Statistik (BPS) Â 2010. Perlu diingat hingga kini belum ada data baru kependudukan dari BPS. Jadi, ya data itulah yang dipakai.
Dibanding tahun lalu, kuota haji khusus tak ada penambahan. Tambahan kuota haji 10 ribu seluruhnya dialokasikan untuk haji reguler. Ini merupakan kebijakan Kemenag dalam upaya mempercepat antrean panjang atau daftar tunggu berangkat menunaikan ibadah haji.
Kenyataan sulitnya berangkat haji melalui haji reguler - karena lama dan antrean panjang - mendorong pebisnis haji yang tergabung dalam berbagai asosiasi haji khusus menaikan harga. Tentu saja bagi kalangan berdompet tebal tidak masalah, asal dapat berangkat cepat dan dapat pelayanan nyaman dalam melaksanakan ibadah haji ini.
Namun penting disadari bahwa mahalnya biaya ibadah haji itu jangan lantas mendorong sebagai kebanggaan berlebihan. Ada anggota jemaah haji khusus mampu membayar Rp180 juta, termasuk membawa anggota keluarga. Jika dibanding haji reguler, biaya sebesar itu dapat memberangkatkan enam atau tujuh orang haji reguler.
Hindari memandang atau menilai anggota haji reguler sebagai haji kelas rendahan, apa lagi kebanyakan belum pernah naik pesawat dan melihat bangunan pencakar langit. Kisah anggota haji reguler menunaikan ibadah haji seharusnya jadi inspirasi bagaimana mereka mengumpulkan uang bertahun-tahun hanya untuk menunaikan ibadah haji.
Hindari rasa sombong atau ria. Sebab, ketika puncak haji berlangsung, pelayanan merata. Tak ada mobil bus shalawat atau mobil mentereng dapat mengantarkan jemaah ke Masjidil Haram. Demikian juga ketika melontar di kawasan jamarat, pasti semua warga dunia berdesak-desakan walau tempat ini sudah diperlebar.
Ketika Anda sudah berada di Tanah Suci dan mengenakan pakaian ihram, sadarilah bahwa derajat manusia sama. Yang membedakan manusia di hadapan Sang Khalik adalah takwa: mampu menghindari perbuatan syirik, melaksanakan segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.
