Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen | Enyak Nyapnyap Lantaran Kerudung Lebaran Siti Hilang

26 Juni 2017   07:46 Diperbarui: 26 Juni 2017   16:44 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: fondsecran.eu

Zaenab cari akal, bagaimana caranya kalau benar-benar kerudung itu nyelip dan terbawa bersama pakaian baru yang diberikan ke Bang Thamrin. Lalu ia minta Bang Jali mendatangi kediaman Bang Thamrin. Pura-pura mau beli kerudung antik, seperti yang dibelikan enyaknya untuk Siti.

Lama terdiam. Kalau saja itu bukan bulan Ramadan, ia pasti sudah menengguk air putih bergelas-gelas. Pusing. Bang Jali akhirnya nggak tahan melihat isterinya yang berlinang air mata. Barangnya nggak mahal, sih. Tapi, untuk mendapatkan kerudung Siti yang hilang ini rada ribet. Muka harus tebel, apa lagi yang didatangi orangnya rada kaya. Harusnya nggak perlu dikasih baju baru, karena orang miskin yang perlu mendapat perhatian lebih banyak lagi.

"Ah, daripada mikirin bisa ribut sama bini," pikir Bang Jali dalam hati.

Daripada ngedumel, takut pahala puasa hilang, Bang Jali beranjak dari kursinya. Sore itu, menjelang magrib Bang Jali sudah di kediaman Bang Thamrin. Keluarga ini tengah bersiap-siap buka puasa. Tentu saja merasa senang kedatangan tamu yang karirnya tengah naik daun, jadi manajer baru pula.

Tanpa berpanjang kalam, Bang Jali menceritakan prihal kerudung Siti yang hilang. Neneknya nyap-nyap terus. Zaenab nangis. Karena itu ia minta tolong kalau kerudung Siti yang baru ikut terbawa dapat dikembalikan.

Mendengar cerita itu, Bang Thamrin tertawa keras. Bininya pun di dapur yang mendengar cerita Bang Jali ikut tertawa. Bang Jali terlihat malu. Tapi Bang Thamrin maklum, apa lagi keluarga Bang Jali tergolong "muda", belum banyak makan asem garem. Tapi ia merasa bersyukur punya saudara masih memberi perhatian, walau yang diberikan harganya tidak terlalu tinggi. Tetapi, niat baiknya itu harus diberi apresiasi.

"Ade tuh kerudungnya. Aye kok ampe bingung, kerudung kok kecil banget," sambung bini Bang Thamrin dari dapur.

Belum selesai mereka bicara, suara beduk disusul azan magrib pun berkumandang dari langgar terdekat. Bang Jali diminta ikut buka puasa bersama.

Terlihat, mereka gembira, karena esoknya lebaran. Hari kemenangan yang malam itu juga disambut dengan takbiran.

Selamat Idul Fitri, mohon maaf lahir dan batin.

Ceger, 26 Juni 2017

Sumber ilustrasi: fondsecran.eu
Sumber ilustrasi: fondsecran.eu

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun