Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Apakah Perlu Belajar Pancasila dari Suku Badui?

31 Mei 2017   23:40 Diperbarui: 3 Juni 2017   18:51 1623
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Patung Burung Garuda di Taman Budaya Tionghoa-Indonesia TMII. Patung ini Sumbangan Sri Sultan Hamengkubuwono X (Dokpri)

Ke depan, sungguh tepat apabila Pancasila mendapat porsi yang cukup disampaikan kepada anak didik pada lembaga pendidikan: sekolah dankampus. Penguatan nilai Pancasila di lingkungan kampus kini menjadi makin penting. Mahasiswa harus memahami Pancasila sebagai ideologi bangsa dan harus menolak paham radikalisme.

Sebab, persoalan terbesar bangsa ini, sekarang ini adalah toleransi di masyarakat ditandai munculnya radikalisme di kelompok-kelompok anak muda sebagai sasarannya.

Etnis Badui ketika berada di Jakarta. Mereka menjajakan madu dengan berjalan kaki dari kampung (Dokpri)
Etnis Badui ketika berada di Jakarta. Mereka menjajakan madu dengan berjalan kaki dari kampung (Dokpri)
Sebagai negara yang majemuk dan berlandaskan Pancasila, bangsa ini  harus menghormati perbedaan itu sendiri. Dengan memahami Pancasila, Indonesia akan maju.

Realitasnya, saat ini kampus telah menjadi sumber target gerakan intoleran, selain intitusi pemerintahan dan masyarakat. Tidak jarang ada kelompok masyarakat mempertentangkan antara agama dan Pancasila sebagai ideologi dan dasar negara Indonesia. 

Padahal, Pancasila adalah solusi kebangsaan (hululwathaniyah) yang menjadi titik kesepakatan dan kompromi dalam berbangsa dan bernegara. Bahkan, roh agama menjadi kekuatan besar yang mengilhami kelahiran Pancasila itu.

Bagi yang belum paham nilai-nilai Pancasila, ada baiknya menengok etnis Badui. Kesederhanaan dan kasih sayang antarsesama terlihat dalam keseharian. Bhinneka Tunggal Ika bukan sekedar moto atau semboyan, tetapi diamalkan dalam kehidupan.      

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun