Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Memetik Hikmah Nisfu Sya'ban di Masjid At-Taubah

11 Mei 2017   22:22 Diperbarui: 12 Mei 2017   08:03 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jemaah masjid At-Taubah bersiap membaca Surat Yasin

Memetik Hikmah Nisfu Sya'ban di Masjid At-Taubah

Usai sahalat Tahiyyatul Masjid dua roka'at,tubuh terasa bergetar. Awalnya kuduga ada gempa bumi. Setelah kuperiksa sekeliling tak ada yang bergoyang, lantas kupastikan dan kesimpulannya bahwa diri ini sendiri yang gemetar.

Bisa jadi bergetar disebabkan ingat bahwa seusai shalat magrib akan dilanjutkan dengan Shalat sunat Nisfu Sya'ban berjamaah. Maklum pada Kamis (11/4/2017) itu anggota jemaah Masjid At-Taubah, di kawasan Ceger, Jakarta Timur, saat menjelang magrib sudah penuh.

Para ibu rumah tangga, pembantu, gadis cantik dan pria lajang hingga pak haji usia lanjut nampak hadir dengan muka ceria. Masjid mungil dan entah apa sebabnya dinamai At-Taubah itu, ditaksir hanya mampu menampung jemaah sekitar 200 orang.

Ustadz H. Dudung, imam masjid tersebut saat shalat Subuh - Kamis pagi - sudah mengingatkan anggota jemaah agar usai shalat magrib akan dilanjutkan dengan shalat Nisfu Sya'ban berjamaah. Pemberitahuan itu diharapkan disampaikan kepada anggota keluarga untuk hadir, berdoa dan membaca surat Yasin tiga kali bersama-sama. Lantas ditutup dengan doa sebelum shalat Isya.

Jemaah masjid At-Taubah bersiap membaca Surat Yasin
Jemaah masjid At-Taubah bersiap membaca Surat Yasin
Iqomah, tanda shalat segera dilaksanakan sudah dikumandangkan. Jemaah berdiri, melangkah dan mengambil posisi sesuai dengan shaf lurus dan rapat. Imam tak membaca ayat terlalu panjang namun tetap dalam suasana khusyu. Usai shalat magrib ini, imam membaca doa diiringi ucapan amin oleh seluruh jemaah dengan tangan menengadah sebagaimana biasanya. Kemudin jemaah sendiri-sendiri melakukan shalat sunah.

Tak lama kemudian Ustadz Dudung berdiri. Dibantu dengan pengeras suara, ia menjelaskan sekelumit tentang pentingnya shalat sunat Nisfu Sya'ban berjamaah, membaca surah Yasin dan doa.

Tak banyak yang terserap kebenakku apa saja isi ceramah yang disampaikan Ustadz Dudung. Padahal ia menyampaikan dengan suara bersemangat. Tetapi poin pentingnya kira-kira adalah orang yang menghidupkan malam Nisfu sya’ban dengan cara membaca surat Yasin (tiga kali) hendaknya disusul dengan doa panjang usia yang bermanfaat, sehat dan taat ibadah, dijauhkan musibah, bala, penyakit dan memperoleh rezeki halal. 

Usai Shalat sunat Nisfu Sya'ban berjamaah, dengan dimpimpin Ustadz Dudung, jemaah diminta untuk berdoa membaca surat Al Fatiha yang ditujukan kepada orang tua, sanak saudara dan kerabat dekat. Baik yang telah wafat maupun masih hidup. Setelah itu barulah surat Yasin dibaca bersama.

Tatkala doa nisfu Sya'ban dibacakan, entah apa penyebabnya, diri ini kembali bergetar. Pikiran ingat peristiwa ke belakang bahwa diri ini tengah berada di kawasan Padang Arafah tatkala menunaikan ibadah haji. Bersamaan itu pula, tanpa sadar, air mata mengalir. Ingat perjuangan Rasulullah Nabi Muhammad SAW untuk memperbaiki akhlak manusia.

Jemaah tengah mendengarkan tausiyah dari imam masjid
Jemaah tengah mendengarkan tausiyah dari imam masjid
Jadi amat benar bahwa pada malam ini, telah ditutuplah “Buku Catatan Perjalanan Hidup” setiap manusia dan segera lembaran baru segera dibuka. Aku meyakininya. Dan karena itu pula aku berdoa, semoga dalam bulan Ramadhan yang tiba dalam waktu dekat, aku dapat menunaikan ibadah saum, puasa sebulan penuh.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun