Sebaliknya, jika si anak gagal melakukan tugas yang sesuai dengan usianya, peluang untuk berhasil menjadi kecil. Oleh karena itu, penanganan masa usia dini sangat penting terkait dengan penggunaan gawai.
Mengenalkan Dunia Baca
Bisakah anak usia dini digerakkan untuk menjadi gemar membaca? Jawabnya, bisa.
Ini lagi-lagi berdarkan pengataman penulis terhadap seorang bocah bernama Al Fatih tadi. Dia meski usianya baru beranjak 3 tahun, beberapa huruf atau kumpulan huruf (aksara) berdasarkan urutan yang lazim dalam bahasa Indonesia sudah dikenal.
Caranya,ketika orang tua menggunakan ponsel, kemudian si bocah minta dipinjamkan, orangtua dengan sikap bijaksana memberikan kepadanya. Dengan didampingi, Fatih dijelaskan tentang huruf-huruf yang muncul pada ponsel, khususnya pesan (message), baik melalui WA maupun telegram.
Orang tua bijaksana pun mau menjelaskan perlahan-lahan tentang fitur yang bermanfaat bagi anak. Dengan cara itu, Fatih cepat mengenal huruf abjad meski untuk merangkainya dalam bentuk kata masih sulit. Â Akan tetapi, yakinlah bahwa hal itu bisa mendorong anak cepat mengenal huruf, kemudian gemar membaca dengan memanfaatkan jaringan internet.
Ada kiat lain, orang tua mengirim melalui WA tentang huruf abjad secara terpisah. Hari ini dikirim huruf A, hari berikutnya huruf B, selanjutnya huruf C. Ketika anak meminjam ponsel, orang tua membuka melalui WA secara bersama-sama, dia akan tahu huruf apa yang dikirim oleh orang tua kepadanya.
Ini adalah salah satu kiat anak usia dini untuk mengenal huruf yang selanjutnya diharapkan gemar membaca. Masih banyak lagi, misalnya mengirim video melalui Ipad tentang kegiatan anak-anak yang tengah bermain sambil mengenalkan huruf-huruf.
Para ahli pendidikan pun sepakat bahwa orang tua harus lihai dan kreatif memaksimalkan keterampilan anak. Anak harus dilatih membaca dengan cara menyenangkan, bukan dipaksakan.
Cara keras tidak akan membuahkan hasil. Pasalnya, anak pada usia dini sikap negatifnya sangat menonjol. Upayakan anak dalam suasana menyenangkan agar muncul motivasi dan mengerjakan sesuatu dengan senang.
Berinteraksi dengan orang lain dan bersosialisasi dengan lingkungan amat penting untuk membuat emosinya berkembang ke arah positif. Orang tua yang bijaksana tentu harus mengajarkan nilai-nilai (agama dan sopan santun) agar tertanam dalam diri anaknya.