Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kartini Menangis Bukan Minta Kawin

21 April 2017   09:11 Diperbarui: 21 April 2017   18:00 1474
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wanita menangis karena sesuatu.... (Foto. Laman)

Kartini yang bertebaran di negeri ini menangis karena: diperdagangkan, dikomersilkan dan direnggut hak-haknya.

Kartini masih keras menangis. Tak ada suara menyambut kesedihannya, yang ada belas kasih kepalsuan untuk memoles bibir petinggi agar terlihat lebih manis

Diam, anak manis. Di rumah masih ada susu kental manis. Esok hari Kartini balik dari negeri jiran dan wilayah seberang.

Bawa devisa sudah pasti, cerita pilu pun menyertai dan sakit hati menambah perih.

Kepada Kartini, ulama negeri pun memberi petuah.  Sayang, isinya pun bercampur kuah sayur.

Kartini kehilangan rasa ketika makan sayur, karena petuah sudah bercampur baur.

Penyebabnya, karena Kartini masih dipandang sebelah mata, karena atas nama agama masih dibolehkan diduakan.

Kartini tidak lagi memandang negeri ini indah, karena memang masih banyak yang memandangnya rendah. Manis madu tentunya tidak selezat ketika dimadu.

Bangkitlah,

Jangan tangisi negeri diwarnai kepalsuan, sebab Kartini masih punya kekuatan. Jangan biarkan kekerasan atas nama apa pun, sebab Kartini masih kuat menyangga negeri.

Mata telinga Kartini ada dimana-mana, Kartini punya kemampuan menyelamatkan negeri. Bumi Nusantara, di negeri itu, Kartini masih dapat mengabdi meringkus para perampok negeri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun