Mohon tunggu...
Edy Supriatna Syafei
Edy Supriatna Syafei Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis

Tukang Tulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Dukung Revitalisasi Kota Tua Jakarta!

16 April 2017   22:24 Diperbarui: 17 April 2017   14:00 628
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ayo, Dukung Revitalisasi Kota Tua Jakarta

Bang Jali sering sekali dalam obrolannya dengan tetangga sebelah sering mengutip ucapan Bung Karo. Jangan melupakan "Jasmerah" yang mengandung makna jangan meninggalkan sejarah, terlebih jejak sejarah itu nampak di hadapan muka.

Warga Betawi yang bermukim di pinggiran Jakarta ini kerap tampil heroik di hadapan tetangganya ketika ngobrol. Bicaranya seperti orang yang tengah berorasi. Suaranya keras dan berapi-api.

"Bisa saja, itu terjadi lantaran ia sering membaca buku 'Di Bawah Bendera Revolusi', buku berisi pidato Bung Karno," ungkap Bang Kohar, rekannya yang menjadi tetangga bersebalahan.

Kohar maklum dengan karakter Bang Jali. Ia baik dan jika ada yang menemani ngobrol, tak segan-segan merogoh koceknya untuk membeli rokok. Tambah mantaplah obrolan dengan disempurnakan suguhan kopi kental.

Meriam si Jagur punya mitos (Dokpri)
Meriam si Jagur punya mitos (Dokpri)
Kota tua dan kantor pos (Dokpri)
Kota tua dan kantor pos (Dokpri)
Belakangan ini Bang Jali seperti orang kesurupan. Sebab, celotehnya selalu menyelipkan kata revitalisasi kawasan Kota Tua, Jakarta. Menyebut revitalisasi, bagi para tetangganya terasa asing.

"Omong apa sih Bang Jali. Gue nggak paham," kata Mpok Mumun sambil keluar rumah petakan menemui Bang Jali yang tengah ngobrol dengan Bang Kohar di teras rumahnya yang sempit.

Bang Jali sebelumnya sering menyebut kata revolusi. Revolusi belum selesai, revolusi mental dan revolusi lainnya. Sekali ini menyebut revitalisasi, sebuah kata atau istilah yang tidak semua orang Betawi - terutama di pinggiran - memahami sebutan itu.

"Bang, ane nggak sekolah tinggi kaya abang. Ape tuh revitalisisi sih? Tanya Mpok Mumun.

Bang Kohar yang mendengar celoteh Mpok Mumun cuma bisa senyum-senyum. Bang Kohar juga ngak paham betul tentang revitalisasi, apa yang dimaksud Bang Jali itu. Yang ia pahami tentang revitalisasi, jika dikaitkan dengan kawasan Kota Tua Jakarta, kurang lebih menghidupkan kembali atau memberdayakan kembali kawasan penting itu sehingga dapat memberi manfaat bagi warga Jakarta.

"Gini Mpok. Bukan revitalisisi, tapi revitalisasi. Itu maksudnya menghidupkan (menggiatkan) kembali: berbagai kegiatan di kawasan itu," kata Bang Jali singkat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun