Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

DeepSeek: Penyelamat atau Pembunuh Kreativitas?

31 Januari 2025   11:11 Diperbarui: 31 Januari 2025   10:46 49
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
DeepSeek dan Kreativitas (Sumber: Freepik/Koleksi Edy Suhardono)

Dengan adanya AI yang mempermudah, pengalaman ini mungkin hilang dari proses berpikir manusia. Terbuka kemungkinan bahwa kita berisiko kehilangan keterampilan pemecahan masalah yang telah terbentuk selama ini hanya karena ketergantungan pada teknologi.

Menyeimbangkan Antara Teknologi dan Kreativitas

Sementara kehadiran DeepSeek menunjukkan kecepatan dan efisiensi dalam telah menjadi alat yang kuat dalam dunia kerja, penting untuk tetap mempertahankan keseimbangan antara memanfaatkan teknologi dan menjaga kreativitas.

Gagasan ini dikuatkan oleh Csikszentmihalyi (1996), yang menunjukkan bahwa kreativitas berkembang dalam konteks di mana individu aktif terlibat. Keberadaan DeepSeek seharusnya tidak menggeser tanggung jawab individu untuk menemukan solusi inovatif.

Kita dihadapkan pada dilema yang menarik: apakah kita harus membatasi penggunaan AI demi mempertahankan aspek dasar dalam berpikir kreatif? Terlebih lagi, dapatkah kita menemukan cara untuk menggunakan AI yang mendorong inovasi ketimbang mengekang kreativitas kita? Menghadapi pertanyaan-pertanyaan ini diperlukan strategi yang bijaksana agar teknologi tidak merusak nilai-nilai inovatif yang telah lama kita junjung.

Sebagai penutup, kehadiran DeepSeek memang menawarkan banyak kemudahan dan kecepatan dalam pemecahan masalah. Namun, kita perlu mempertimbangkan dampak jangka panjang dari ketergantungan pada kecerdasan buatan.

Jika tidak, bisa jadi kita akan menemukan diri kita dalam dunia di mana kreativitas manusia terancam oleh kecanggihan mesin. Pertanyaan reflektifnya adalah, bagaimana kita dapat menciptakan lingkungan di mana teknologi berfungsi sebagai alat bantu, bukan pengganti dalam perjalanan kreatif kita.

Referensi

Amabile, T. M. (1996). Creativity in Context. Westview Press.

Cropley, D. (2006). In Praise of Convergent Thinking. Creativity Research Journal, 18(3), 391-404.

Csikszentmihalyi, M. (1996). Creativity: Flow and the Psychology of Discovery and Invention. HarperCollins.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun