Dedy dan pacarnya, Nancy, sering bertengkar karena waktu yang dihabiskan Nancy untuk berdandan dan berswafoto. Dedy merasa Nancy egois dan narsis karena selalu membuatnya menunggu lebih dari satu jam setiap kali mereka mau pergi. Nancy suka mengunggah foto-fotonya di Instagram, yang membuat Dedy semakin tidak sabar.
Sebaliknya, Nancy menuduh Dedy tidak sabaran, egois, dan tidak memahami perempuan. Menurut Nancy, Dedy dibesarkan dalam keluarga yang tidak menghargai privasi, sehingga terburu-buru menjadi kebiasaan yang sulit diubah.
Perdebatan ini mencerminkan salah kaprah dalam memahami konsep self-love dan narsisme. Keduanya sering kali disalahartikan dan digunakan secara bergantian, padahal memiliki makna yang berbeda. Apakah Nancy menunjukkan self-love yang sehat atau justru narsisme yang merusak?
Mari kita ulas lebih lanjut.
Siapa yang Narsis?
Dedy menganggap Nancy narsis karena sering berdandan dan berswafoto. Namun, narsisme lebih dari sekadar penampilan luar. Ini mencakup kebutuhan akan kekaguman dan pujian berlebihan, serta kurangnya empati terhadap orang lain.
Menurut teori pemantauan diri, individu dengan narsisme tinggi cenderung memanipulasi penampilan mereka untuk mendapat perhatian. Dalam hal ini, jika Nancy berdandan untuk meningkatkan harga diri dan kebahagiaan, itu lebih mendekati self-love.
Nancy, di sisi lain, mungkin melihat perilakunya sebagai bentuk self-love. Self-love adalah cinta diri yang sehat dan mencakup penerimaan diri, kepedulian terhadap kesejahteraan emosional, fisik, dan mental. Namun, jika tujuan utamanya adalah mendapatkan perhatian di media sosial, ini bisa menjadi ciri narsisme. Â Maka, penting untuk memahami apakah tindakan Nancy didorong oleh kebutuhan untuk dicintai dan dihargai oleh orang lain atau sekadar menikmati proses berdandan sebagai bentuk perawatan diri.
Di sisi lain, Dedy mungkin perlu merenungkan apakah ketidaksabarannya sebenarnya mencerminkan kurangnya empati dan pemahaman terhadap kebutuhan Nancy. Menurut teori otentisitas diri, seseorang yang benar-benar memahami dan menerima pasangannya akan menunjukkan kesabaran dan dukungan, bukan hanya kritik.
Ini menunjukkan bahwa setiap perilaku memiliki spektrum yang luas dan konteks yang penting untuk dipertimbangkan sebelum melabeli seseorang sebagai narsis atau penuh self-love. Bagaimana kita bisa mengidentifikasi motivasi yang mendorong perilaku seseorang dan membedakannya antara self-love dan narsisme?