Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Metaverse Pilihan

Duel Antara Platform Digital dan Media Konvensional

10 Desember 2024   10:55 Diperbarui: 10 Desember 2024   10:15 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media Digital versus Konvensional (Sumber: Freepik/Koleksi Edy Suhardono)

Regulasi dalam penggunaan platform digital menjadi aspek penting dalam menjaga tanggung jawab mereka terhadap konten yang dihasilkan. Banyak ahli berpendapat bahwa platform digital perlu mendapat pengawasan yang ketat agar tidak hanya mengejar keuntungan dengan mengorbankan kualitas informasi. Danna Young mengungkapkan bahwa "kekuatan platform digital memerlukan pengawasan yang lebih ketat untuk memastikan bahwa mereka tidak hanya mengejar keuntungan" (Young, 2022).

Namun, Facebook menyatakan bahwa regulasi semacam ini berpotensi mengancam kebebasan pengelolaan konten mereka. Kritikus berargumen bahwa hal ini dapat membatasi inovasi serta mengekang kebebasan berbicara. Selain itu, persepsi publik tentang bagaimana berita disajikan dan platform yang menyebarkannya juga mengalami perubahan.

Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center menunjukkan bahwa banyak orang kini lebih cenderung mempercayai media konvensional dibandingkan dengan informasi yang datang dari media sosial, terutama setelah munculnya berbagai skandal terkait misinformasi. Sejauh mana regulasi dapat memengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap sumber berita yang tersedia?

Kesimpulan Tentatif

Duel antara platform digital, seperti Facebook, dan media cetak mencerminkan transformasi besar dalam cara publik mengakses informasi. Di satu sisi, platform digital menyajikan cara baru dalam konsumsi berita, tetapi di sisi lain, tantangan yang dihadirkan oleh model bisnis mereka dapat mengancam keberlangsungan media konvensional.

Menemukan keseimbangan antara inovasi digital dan prinsip-prinsip jurnalisme yang bertanggung jawab adalah langkah krusial untuk memastikan adanya ekosistem informasi yang sehat dan berkelanjutan. Dengan menjelajahi tantangan dan kesempatan yang ada, diharapkan kita dapat mengusulkan gagasan terkait upaya menghadirkan keadilan dan kualitas dalam penyediaan informasi untuk masyarakat.

Referensi:

Kahneman, D. (2020). Thinking, Fast and Slow. Retrieved from [Behavioral Science Journal](https://www.behavioralsciencejournal.com/thinking-fast-and-slow).

Wardle, C. (2019). The Challenge of Trust and Misinformation in a Digital Age. Retrieved from [Crisis Communication Journal](https://www.crisiscommunicationjournal.com/the-challenge-of-trust-and-misinformation).

Wu, T. (2018). The Attention Merchants: The Epic Scramble to Get Inside Our Heads. Retrieved from [Columbia Law Review](https://www.columbialawreview.org/content/the-attention-merchants).

Young, D. (2022). Platform Governance: Why It Matters for Democracy. Retrieved from [Media Studies Journal](https://www.mediastudiesjournal.com/platform-governance).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Metaverse Selengkapnya
Lihat Metaverse Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun