Mohon tunggu...
Edy Suhardono
Edy Suhardono Mohon Tunggu... Psikolog - Psychologist, Assessor, Researcher

Direktur IISA Assessment Consultancy and Research Centre, Surabaya.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Dualitas antara Kedambaan dan Kedamaian

5 Desember 2024   09:09 Diperbarui: 5 Desember 2024   09:26 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Apakah kedambaan duniawi menghalangi kedamaian jiwa yang kita cari? Aristoteles menganggap bahwa dalam ketenangan pikiran, kita menemukan kebenaran yang lebih dalam.

Bagaimana kita menjembatani antara hasrat yang membara dengan ketenangan jiwa yang damai? Seneca mengajarkan kita bahwa kebijaksanaan hadir saat kita dapat melepas keterikatan duniawi.

Apakah mungkin mencapai kebahagiaan dalam ketidaksempurnaan dunia yang penuh tantangan ini? Epictetus mengingatkan kita bahwa penerimaan atas keterbatasan adalah kunci kedamaian sejati.

Apakah kita bisa menghindar dari godaan saat dunia terus berbisik? Marcus Aurelius berbisik bahwa kekuatan sejati terletak pada pengendalian diri.

Apakah kita dapat menemukan keharmonisan dalam keraguan yang mengelilingi hidup kita? Dalam pandangan Stoik modern, identitas diri lahir dari kesadaran penuh akan saat ini.

Bagaimana pemikiran awal Plato tentang jiwa yang terpisah dari materi mempengaruhi kebijaksanaan Stoik? Ternyata, dari dualisme itu, Stoik memperoleh pemahaman tentang pentingnya keseimbangan antara kedambaan dan kedamaian.

Apakah kerumitan intelektual menyulitkan kita memahami arti sebenarnya dari kedamaian? Pada akhirnya, Stoik mengajarkan kesederhanaan dalam kerumitanlah yang membuat kita bijak.

Apakah waktu akan meruntuhkan benteng kedamaian di hati kita? Zeno dari Citium menegaskan, kedamaian adalah benteng yang kita bangun dengan kehendak bebas, tak mudah dihempas badai dunia.

Apakah mungkin mencapai harmoni dalam jejak langkah filsafat yang kekal? Memang, dalam laku mindfulness, kita memahami betapa abadi langkah-langkah kita menuju kedamaian.

Dengan menelisik kembali jejak para filsuf dari Plato hingga Stoik modern, kita bertanya, apakah kedamaian hanya ilusi dalam kedambaan yang tak berujung? Jawabannya adalah kendali diri yang kita tempa dari renungan dan kesadaran akan momen kini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun