Ketika dihadapkan pada pilihan antara sekolah nasional dan internasional, banyak orang tua lebih mengutamakan preferensi pribadi mereka daripada mempertimbangkan kebutuhan spesifik anak. Untuk memastikan bahwa keputusan ini mendukung perkembangan optimal anak, penting bagi orang tua untuk menjelajahi aspek kognitif dan gaya belajar anak secara mendalam. Apakah kita sudah cukup memahami kebutuhan unik anak kita sebelum membuat keputusan yang akan memengaruhi masa depan mereka?
Sebuah studi yang dipublikasikan dalam Journal of Child Psychology pada tahun 2021 menyoroti pentingnya evaluasi menyeluruh sebelum memilih sekolah. Dalam penelitian tersebut, seorang anak dari keluarga teknokrat terkemuka di sebuah kota besar di Indonesia menolak untuk bersekolah di sekolah internasional yang bergengsi. Ternyata, anak tersebut memiliki gaya belajar kinestetik, yang membuatnya kesulitan beradaptasi dengan metode pengajaran berbasis teknologi yang sering diterapkan di sekolah tersebut.
Dr. James Allen, seorang ahli psikologi pendidikan, menegaskan dalam artikel di Journal of Educational Psychology (2020) bahwa keberhasilan pendidikan anak sangat dipengaruhi oleh keselarasan antara metode pengajaran dan gaya belajar individu. Dengan demikian, sebelum memutuskan jenis sekolah, orang tua perlu mempertimbangkan dengan cermat bagaimana pendekatan pengajaran dapat berinteraksi dengan cara belajar anak. Pertanyaan kritis ini mengajak kita untuk merenungkan: apakah kita benar-benar memahami kebutuhan pendidikan anak kita, ataukah kita hanya terjebak dalam pilihan yang terlihat menarik?
Gaya Belajar
Setiap anak memiliki gaya belajar yang unik, yang dapat mempengaruhi secara signifikan efektivitas proses pembelajaran mereka. Beberapa anak mungkin lebih responsif terhadap metode pembelajaran berbasis proyek yang sering diterapkan di sekolah internasional, sementara yang lain mungkin lebih cocok dengan pendekatan kurikulum yang lebih terstruktur yang biasanya ditemukan di sekolah nasional. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk memahami gaya belajar anak mereka. Susan Rogers, seorang ahli psikologi anak, dalam kajian terbarunya menyarankan agar orang tua terlebih dahulu mengidentifikasi cara belajar anak dan sinyal pembelajaran yang paling efektif bagi mereka (Rogers, 2022).
Salah satu langkah krusial yang dapat diambil orang tua sebelum memilih sekolah adalah melakukan evaluasi kognitif atau psikologis pada anak. Evaluasi ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi, minat, serta kebutuhan khusus anak dalam konteks pendidikan. Dr. Lara Thompson, dalam tulisannya di Journal of Child Psychology and Psychiatry (2019), menekankan pentingnya evaluasi ini, dengan mencatat bahwa anak yang menolak sekolah cenderung menghadapi risiko lebih tinggi terhadap masalah emosional dan akademis di masa depan. Dengan melakukan evaluasi awal, orang tua dapat mengurangi kemungkinan tersebut dengan memilih sekolah yang paling sesuai dengan kebutuhan anak.
Memilih sekolah yang tepat bukan hanya sekadar memilih kurikulum yang diakui secara internasional atau reputasi sekolah lokal. Proses ini lebih mendalam dan melibatkan pengamatan terhadap cara anak menyerap informasi dan berinteraksi dengan lingkungan belajarnya. Dr. Samuel Wright, seorang pakar pendidikan, menyatakan bahwa "medan tempur utama pendidikan adalah bagaimana memenuhi kebutuhan kebiasaan belajar siswa sambil tetap menjaga standar akademis." Dengan demikian, pemilihan sekolah harus mempertimbangkan karakteristik individual anak untuk memastikan pengalaman belajar yang optimal.
Kebutuhan Kognitif
Pentingnya memahami kebutuhan kognitif dan psikologis anak telah didukung oleh berbagai penelitian terkini. Sebuah studi yang dilakukan oleh National Association of School Psychologists pada tahun 2021 menunjukkan bahwa anak-anak yang bersekolah di institusi yang sesuai dengan gaya belajar mereka mengalami peningkatan prestasi akademik dan kepuasan sekolah sebesar 23% dibandingkan dengan anak-anak yang tidak mendapatkan perhatian terhadap gaya belajar mereka. Temuan ini menegaskan bahwa kesesuaian antara metode pengajaran dan kebutuhan kognitif anak sangat berpengaruh terhadap hasil pendidikan mereka.
Orang tua disarankan untuk bekerja sama dengan para ahli, termasuk psikolog anak, untuk melakukan evaluasi kognitif yang menyeluruh sebelum mengambil keputusan mengenai pendidikan anak. Penelitian yang dilakukan oleh Anna Smith dan rekan-rekannya pada tahun 2023, yang dipublikasikan dalam Journal of Developmental Psychology, menunjukkan bahwa evaluasi ini tidak hanya bermanfaat bagi perkembangan akademis anak, tetapi juga untuk aspek sosial dan emosional. Anak yang merasa nyaman dengan metode pembelajaran yang diterapkan cenderung lebih adaptif dan termotivasi, yang pada gilirannya mendukung perkembangan mereka secara keseluruhan.
Selain itu, penting bagi orang tua untuk melakukan dialog terbuka dengan calon sekolah mengenai cara mereka dapat memenuhi kebutuhan spesifik anak. Mengingat bahwa setiap anak memiliki cara belajar yang unik, menyelaraskan pendidikan dengan keunikan tersebut adalah tanggung jawab bersama untuk memastikan perkembangan optimal anak.
Pengambilan keputusan yang bijaksana dalam pendidikan awal, disertai dengan bimbingan profesional, dapat mencegah masalah kehadiran sekolah dan membuka jalan bagi pertumbuhan serta kesuksesan di masa depan. Dengan demikian, orang tua perlu lebih dari sekadar mengikuti pendapat umum; evaluasi yang tepat sebelum membuat keputusan akan memastikan bahwa jalur pendidikan yang dipilih mendukung perkembangan dan kebahagiaan anak secara optimal.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H