Mohon tunggu...
ET
ET Mohon Tunggu... Konsultan - BM

Terkadang orang hanya melihat tanpa memerhatikan

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pasca Rekonsiliasi

16 Juli 2019   08:44 Diperbarui: 16 Juli 2019   13:25 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertemuan diakhiri dengan makan bersama kedua tokoh nasional tersebut dengan makanan-makanan khas Indonesia serta berlatar belakang sebuah gambar seni asli Indonesia yaitu perwayangan.

Rekonsiliasi sudah terjadi, 2 (dua) tokoh nasional telah mengatakan bahwa sudah tidak ada lagi 2 (dua) kubu. Kini pertanyaan baru menjadi timbul kepermukaan yaitu apakah para pendukung atau simpatisan dari 2 (dua) tokoh nasional akan bersatu mengikuti langkah tokoh panutan mereka yang setelah hampir lebih dari 6 (enam) bulan berseteru. 

Waktu yang lama tersebut tentu saja meninggalkan kesan, pesan dan bekas yang tidak mudah akan terhapuskan dalam waktu dekat. Masyarakat sudah terlanjur terbagi menjadi 2 (dua) kubu yang tentunya saja mengakibatkan terpisahnya persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia khususnya di dalam masyarakat.

Peran 2 (dua) tokoh nasional yang telah melaksanakan pertemuan rekonsiliasi tersebut sangat penting dan sentral dalam menentukan dan mewujudkan persatuan dan kesatuan Indonesia. 2 (dua) tokoh nasional harus mampu meyakinkan pendukung atau simpatisannya bahwa persatuan dan kesatuan adalah hal yang sangat penting di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia. 2 (dua) tokoh nasional tersebut harus mampu menutup sekat-sekat atau kubu demi kubu yang sudah terlajur lahir dan berada di dalam masyarakat akibat dinamika pemilihan umum (pemilu) 2019.

 Mempersatukan 2 (dua) kubu masyarakat tersebut menjadi suatu hal yang penting serta segera harus dilaksanakan karena mempertaruhkan masa depan kehidupan berbangsa dan bernegara didalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Penyair dari Suriah pada abad 85 SM -43 SM bernama Publilius Syrus mengatakan bahwa dimana ada persatuan, disitu selalu ada kemenangan. Perkataan tersebut sesuai dengan harapan serta tujuan dari 2 (dua) tokoh nasional yang berkompetisi menjadi calon presiden di Indonesia. Kedua tokot nasional tersebut dalam kampanyenya sama-sama menginginkan kemenangan Indonesia. 

Suatu kemenangan yang mampu melahirkan kesejahteraan, keamanan, ketentraman dan kenyamanan untuk seluruh rakyat Indonesia. Persatuan Indonesia tidak boleh terbelah-belah karena perbedaan pandangan politik dan perbedaan suku, ras dan agama.  

Salah satu tokoh proklamasi dan pendiri negara Indonesia yaitu Mohammad Hatta mengatakan bahwa"Jatuh bangunnya negara ini, sangat tergantung dari bangsa ini sendiri. 

Makin pudar persatuan dan kepedulian, Indonesia hanyalah sekedar nama dan gambar seuntaian pulau di peta". Persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia (NKRI) adalah hasil akhir dari sebuah tujuan rekonsiliasi yang diharapkan oleh seluruh rakyat Indonesia.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun