Mohon tunggu...
Edy Setyawan
Edy Setyawan Mohon Tunggu... profesional -

Traveling dan fotografi adalah bagian yang tak terpisahkan dari saya. Saya menyukai tantangan baru dan tertarik untuk menjelajahi alam, mengenal ragam budaya dan manusia. Lihat lebih jauh di esetyawan.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

"Jembatan" Gantung di perbatasan Boyolali dan Karanganyar

24 September 2013   22:08 Diperbarui: 24 Juni 2015   07:26 2555
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Jembatan" ini menghubungkan antara dua desa, yaitu Plempungan di Kabupaten Karanganyar dan Desa Suro di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Rangkaian batang besi panjang ini sebenarnya bukanlah jembatan, melainkan saluran irigasi yang mengalirkan air dari Waduk Cengklik menuju sawah-sawah di sekitarnya. Menurut warga setempat, saluran irigasi ini dibangun pada saat Belanda masih berkuasa di Indonesia. Namun, masyarakat di sekitar saluran irigasi ini memanfaatkannya sebagai jembatan dengan menambahkan lembaran-lebaran kayu di atas batang-batang besi yang melintang di atas saluran air. Saluran irigasi selebar ±1,5 meter ini tergantung di atas jurang sedalam 15-20 meter oleh 2 pasang besi panjang melengkung di antara dua struktur penahan di ujung saluran. Sementara itu, air mengalir di atas lempengan besi tipis.  Tepat di atas aliran air tersebut, terdapat batang-batang besi yang dipasang melintang. Di batang-batang besi inilah masyarakat memasang papan-papan kayu selebar tidak lebih dari 40 cm sebagai jalan untuk melintasi "jembatan" ini. [caption id="" align="aligncenter" width="800" caption="Warga sekitar sering menyeberangi saluran air ini dalam keseharian mereka"][/caption] Tidak hanya dengan berjalan kaki, namun masyarakat juga menyeberangi "jembatan" ini dengan sepeda onthel dan bahkan sepeda motor. Daripada harus memutar jauh untuk menuju desa sebelah, masyarakat lebih memilih untuk menyeberang di atas papan kayu dengan mempertaruhkan nyawa. Menurut warga setempat, pernah ada orang yang jatuh dari "jembatan" ini. Berbahaya sekali memang. Bagaimana tidak, papan untuk berpijak lebarnya sangat pas-pasan, kanan kiri langsung jurang menganga lebar. Salah langkah, nyawa bisa jadi taruhan.

[caption id="attachment_281106" align="alignleft" width="300" caption="Seorang ibu mengantri dengan berdiri pada batang besi di tepi saluran air yang berbatasan langsung dengan jurang yang menganga lebar di bawahnya"]

1380034712691756635
1380034712691756635
[/caption] Saya salut dengan warga masyarakat yang berani mempertaruhkan keselamatan mereka untuk menyeberang. Anak-anak pun juga terlihat riang saat menyeberang. Walaupun ada juga yang terlihat sangat takut dan berhati-hati sambil terus melihat ke bawah saat menyeberang. Tapi saya juga heran, mengapa mereka tidak menambahkan papan kayu untuk memperlebar jalan pijakan untuk memperkecil resiko kecelakaan.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun